Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan bersama Bank Dunia membahas hasil studi diagnostik pendapatan asli daerah (PAD) sebagai bagian kegiatan District LABS.

Sekretaris Daerah Kota Makassar Muh Ansar yang menerima kehadiran perwakilan Bank Dunia di Makassar, Senin, menyampaikan apresiasinya atas hasil diagnostik yang telah dipaparkan dan akan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan Kota Makassar.

"Semakin detail, tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik, namun akan kita pertimbangkan dan menyesuaikan dengan kondisi situasi dan kemampuan Kota Makassar," ujarnya.

Perwakilan Bank Dunia, Narangi P Solo memaparkan berbagai hasil studi diagnostik dari data administrasi pajak daerah Kota Makassar dan potensi kolaborasi menunjukkan hasil yang positif.

Dia menyatakan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar secara konsisten menunjukkan tren yang positif, meski sedikit melambat saat pandemi COVID-19.

Baca juga: Kemnaker-Bank Dunia bahas pembangunan ekosistem ketenagakerjaan

Baca juga: Riau dapat bantuan Bank Dunia Rp800 miliar buat rehabilitasi mangrove

Baca juga: 79 madrasah di Kalsel terima bantuan Bank Dunia


"Pertumbuhan ekonomi Makassar secara konsisten menunjukkan tren positif. Pendapatan daerah masih bergantung pada DAU, sehingga masih banyak ruang untuk meningkatkan kemandirian fiskal," tuturnya.

Selain itu disebutkan pula PDRB per kapita Makassar berada di atas rata-rata Sulawesi Selatan, namun di bawah rata-rata nasional pada tahun 2018-2019, dan mampu berada di atas rata-rata nasional di tahun 2020.

Ia menerangkan bahwa perekonomian di Makassar banyak didorong oleh sektor perdagangan besar dan eceran, sektor reparasi kendaraan bermotor dan sepeda motor.

Dalam kesempatan tersebut, pihak Bank Dunia juga memaparkan beberapa hal terkait simulasi yang dapat dilakukan guna menaikkan PAD Kota Makassar.
 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023