Pertunjukan terakhir dalam residensi tersebut akan berlangsung pada 23-24 Februari, serta tanggal 1-2 Maret tahun depan. Penjualan umum tiket konser U2 akan dimulai pada hari Jumat (8/12) melalui Ticketmaster, seperti disiarkan Rolling Stone, Selasa.
U2 pertama kali membuka tempat tersebut pada bulan September dengan pertunjukan panggung mencolok yang didedikasikan untuk album tahun 1991 mereka. Meningkatnya permintaan tiket yang menyebabkan penambahan empat tanggal terakhir terkait dengan pertunjukan yang menandai pertunjukan pertama band ini di AS sejak tahun 2018 dan juga dengan tingginya rasa ingin tahu terhadap lokasi pertunjukan berbentuk bola dunia di kota tersebut.
Baca juga: Vokalis U2 Bono: band ini bisa bubar kapan saja
"Pertunjukan Sphere telah dikerjakan sejak lama. Kami tidak ingin mengecewakan orang lain, apalagi penonton kami. Sebenarnya kami merindukan mereka sama seperti mereka merindukan kami. Penonton kami selalu menjadi anggota kelima dari band ini," tulis U2 dalam sebuah pernyataan.
Pertunjukan U2 di Sphere menampilkan deret lengkap album "Achtung Baby" dan set mini album "Rattle & Hum", sekaligus debut penggebuk drum pengganti sementara Larry Muller Jr. yaitu Bram Van Den Berg.
Di dalam sebuah pernyataan, gitaris U2 The Edge menjelaskan bahwa keindahan Sphere bukan hanya teknologi inovatif yang membuatnya begitu unik dengan sistem audio tercanggih di dunia dan terintegrasi ke dalam struktur yang dirancang dengan kualitas suara sebagai prioritas.
"Ini juga merupakan kemungkinan seputar pengalaman mendalam dalam lanskap nyata dan imajiner. Singkatnya, ini adalah kanvas dengan skala dan resolusi gambar yang tak tertandingi serta peluang yang hanya terjadi sekali dalam satu generasi. Kami semua memikirkannya dan memutuskan bahwa kami akan kecewa jika tidak menerima undangan tersebut," kata Edge, gitaris yang khas dengan topi beanie-nya tersebut.
Baca juga: Bono U2 gelar konser "kebebasan" di metro Kyiv
Baca juga: Bocoran tampilan arena konser masif MSG Sphere di Las Vegas
Baca juga: Konser Coldplay jadi alarm krisis etika di Indonesia
Penerjemah: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
