Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan kunci kemajuan Indonesia tak hanya terletak pada sumber daya alam melainkan juga optimalisasi sumber daya manusia.

"Saya yakin bahwa kuncinya itu sebetulnya sumber daya manusia, bukan sumber daya alam karena sumber daya alam itu bisa meninabobokkan kemudian kita alpa terhadap sumber daya manusia," ujarnya dalam simposium praktisi dan periset ekonomi di Jakarta, Rabu.
 
Muhadjir menuturkan kekayaan sumber daya alam tidak berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan domestik bruto per kapita dan juga tidak menjamin bahwa negara yang kaya sumber daya alam itu dapat menjadi negara kaya.
 
Menurut dia, beberapa ahli menyebut itu sebagai kutukan sumber daya alam atau the curse of natural resources.
 
"Contoh yang paling ekstrem itu Angola yang kaya sumber daya minyak dan gas, tetapi sampai sekarang tetap menjadi negara paling miskin di Afrika," kata Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK: 38 persen tenaga kerja formal adalah generasi sandwich

Baca juga: Menko PMK: Penanganan stunting di Indonesia mencapai 18 persen

Baca juga: Menko PMK: Perempuan memiliki peran penting dalam masa depan bangsa
 
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa Arab Saudi yang terkenal kaya minyak dan gas sekarang sudah mulai melakukan diversifikasi sumber pendapatan. Ibadah kini sudah dikapitalisasi menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi negara tersebut.
 
Hilirisasi yang sejalan dengan ekonomi hijau dikenal sebagai window of opportunity atau jendela kesempatan untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam jangan sampai kita terjebak dan mengulang sejarah menjadi eksportir bahan mentah seperti yang terjadi beberapa dekade silam.
 
Kontribusi sektor usaha sebagian besar tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh sektor lapangan usaha industri pengolahan.
 
Pada Februari 2023, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 138,63 juta orang. Jumlah itu meningkat sebanyak 3,02 juta orang atau 2,23 persen jika dibandingkan pada Februari 2022.
 
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar 29,36 persen atau sebanyak 40,69 juta orang.
 
Sektor industri pengolahan urutan ketiga terbanyak menyerap tenaga kerja sebesar 13,58 persen. Hilirisasi industri menjadi kontributor pembangunan ekonomi di Indonesia.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023