renovasi tahap pertama ini akan segera kami mulai
Surabaya (ANTARA) - Proses renovasi tahap pertama terhadap gedung eks "Markas Besar Oelama" (MBO) yang berada di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur dimulai pada 10 Desember 2023.

Ketua Tim Pelaksana Renovasi dan Revitalisasi Gedung MBO A. Afif Amrullah di Surabaya, Rabu mengatakan renovasi harus segera dimulai mengingat intensitas hujan di Jawa Timur sudah mulai tinggi dan sangat berbahaya jika Gedung MBO dibiarkan begitu saja.

"Atapnya bocor dan rawan ambruk. Jadi, renovasi tahap pertama ini akan segera kami mulai. Targetnya untuk membenahi dan menguatkan struktur atap bangunan," kata pria yang juga Ketua lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PWNU Jawa Timur ini.

Afif menambahkan tim yang dibentuk oleh PWNU Jawa Timur ini sudah menyiapkan desain dan skenario proses renovasi. Ia merinci tahapannya dibagi menjadi empat bagian.

Baca juga: 95 foto pertempuran 10 November 1945 dipamerkan di Surabaya
Baca juga: Wali Kota kobarkan semangat pertempuran di Parade Surabaya Juang


Tahap pertama fokus pada pembenahan atap. Tahap kedua nanti pada penguatan struktur bangunan utama, kemudian tahap ketiga adalah penyempurnaan interior dan multimedia.

"Tahap terakhir adalah penyiapan manajemen operasional gedung. Jadi, mohon doanya semoga semuanya bisa berjalan lancar. Nantinya ini akan kita fungsikan sebagai 'mini museum' Markas Besar Oelama yang bermanfaat sebagai sarana edukasi, wisata religi dan cagar budaya," tuturnya.

Selain itu, Afif menyampaikan bahwa dana renovasi gedung sementara ini bersumber dari donasi masyarakat dan bantuan pemerintah daerah. Namun mengingat kebutuhannya sangat besar, pihaknya juga masih terus membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berkontribusi dengan menyumbangkan dana renovasi gedung bersejarah ini.

Dana bantuan dapat disalurkan secara online melalui https://nucare.id/program/renovasimbo atau transfer ke rekening BSI 177-7777-757 dan BCA 429-8624-999 atas nama Lazisnu Jatim, kemudian melakukan konfirmasi melalui WA ke 0896-3009-2626.

"Untuk renovasi gedung eks MBO yang beralamat di Jl. Brigjen Katamso IA Gg. Satria No.181, Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo itu diperkirakan membutuhkan biaya Renovasi/Revitalisasi untuk tahap I (pembangunan Atap) Rp50 Juta, lalu tahap II (konstruksi bangunan utama) Rp350 juta, serta tahap III (interior, koleksi museum, multimedia) Rp150 juta," kata mantan aktivis IPNU Jatim itu.

Baca juga: Jejak "Markas" Ulama-Santri dalam Pertempuran 10 November 1945
Baca juga: SAS Institute: Hari Pahlawan momen fatwa ulama jadi spirit rakyat


Sementara itu, Wakil Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur HM Sholeh Hayat menyatakan pihaknya mencanangkan penggalangan dana untuk renovasi dan revitalisasi eks gedung MBO Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, guna melestarikan bangunan bersejarah serta menguatkan semangat nasionalisme generasi muda.

"Menjelang pertempuran 10 November 1945, para ulama semula menggalang kekuatan di Markas Oelama Djawa Timur di Blauran, Surabaya, lalu bergeser ke Markas Besar Oelama di Waru, Sidoarjo," katanya.

Dalam sejarahnya, Sholeh Hayat yang juga Ketua Dewan Pengarah Tim Renovasi dan Revitalisasi MBO itu menjelaskan markas yang kecil memang sengaja tidak diumumkan para kiai untuk menghindari intelijen Belanda, namun ulama dan santri dari beberapa daerah di Jawa berkumpul di Waru dengan naik kereta.

"MBO ditemukan sesuai informasi Kiai Hasyim Latief (Sidoarjo) dan Kiai Munasir Ali (Mojokerto), juga ada foto MBO di Kodam V/Brawijaya. Jadi, MBO merupakan markas perjuangan untuk mengatur strategi dan melakukan penggemblengan guna membela kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Soekarno-Hatta, apalagi Sekutu mengamuk karena Jenderal Mallaby tewas oleh anak-anak Hizbullah," kata mantan Ketua PW IPNU Jatim itu.

Baca juga: PCNU Surabaya luruskan sejarah Perang Sabil 10 November 1945
Baca juga: "Battle of Surabaya" ceritakan organisasi Kipas Hitam

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023