Beirut (ANTARA News) - Serangan udara yang dilancarkan Israel pada sebuah desa di Libanon Selatan semalam menewaskan satu keluarga terdiri dari tujuh orang. Sumber-sumber keamanan di Libanon, Selasa, seperti dikutip Reuters, mengatakan serangan terhadap desa bernama Nabatieh, di Lebanon Selatan, itu merenggut nyawa seorang lelaki, isteri serta lima anaknya, yang kesemuanya warga sipil. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi saat membuka pertemuan ASEAN di Kuala Lumpur, menuduh Israel melakukan serangan berlebihan terhadap Lebanon dan menyerukan negara-negara Asia Tenggara untuk bersikap tegas terhadap negara Yahudi itu. Dia mengemukakan perkembangan terakhir di Timur Tengah sangat mengancam perdamaian dan keamanan internasional. "Saya rasa kami di ASEAN harus membuat suara kita didengar, keras dan jelas, bahwa kami tak dapat terus bertoleransi terhadap pendudukan dan penindasan rakyat Palestina oleh Israel." Akibat serangan belasan hari yang dilakukan Israel, sedikitnya 378 orang tewas di Lebanon dan 41 di Israel. Sebagian besar mereka yang tewas adalah warga sipil, dan Lebanon mengatakan bahwa sekitar seperlima penduduknya telah dibuat kucar-kacir oleh pemboman Israel. Para menteri ASEAN juga mengeluarkan pernyataan, Senin malam, agar segera dilakukannya gencatan senjata di bawah pengawasan PBB di Lebanon selatan. Menteri-menteri ASEAN juga menuduh Israel melakukan serangan berlebihan dan tindak kekerasan yang diskriminatif. Abdullah mengatakan, pihaknya tak bisa memberikan toleransi terhadap aksi militer Israel yang berlebihan itu terhadap Lebanon. Dia menyerukan pasukan perdamaian PBB segera dikirimkan ke Lebanon selatan untuk mencegah invasi Israel. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bertemu dengan Abdullah Senin, juga menyerukan campurtangan PBB atas konflik itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006