Keterbatasan infrastruktur meliputi kesiapan infrastruktur terutama terutama distribusi dan logistik, baik jalan, pelabuhan dan juga kebutuhan energi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengatakan percepatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) memerlukan dukungan penguatan infrastruktur, teknologi hingga sumber daya manusia (SDM).

"Keterbatasan infrastruktur meliputi kesiapan infrastruktur terutama terutama distribusi dan logistik, baik jalan, pelabuhan dan juga kebutuhan energi yang perlu terus kita tingkatkan," kata Isa dalam Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi (Pareto) bertema The Downstream Industrialization of Natural Resources di Jakarta, Kamis.

Isa menuturkan upaya pengembangan hilirisasi komoditas sumber daya alam masih menghadapi sejumlah tantangan agar bisa bersaing secara global.

Tantangan tersebut berasal dari keterbatasan dalam hal infrastruktur dan energi, sumber daya manusia, teknologi dan barang modal serta pembinaan dan pengendalian dalam tata kelola kebutuhan produksi hilir.

"Dalam beberapa tahun terakhir pembangunan infrastruktur menunjukkan tren meningkat yang cukup signifikan. Namun demikian, masih terdapat kesenjangan infrastruktur antar wilayah," ujarnya.

Ia mengatakan masalah kesenjangan infrastruktur antar wilayah menyebabkan masih tingginya kesenjangan produktivitas masyarakat antar daerah yang terus harus ditangani.

"Ini juga membuat minat para investor biasanya fokus pada daerah-daerah tertentu sementara sebenarnya kita menghendaki investasi di bidang hilirisasi sumber daya alam ini terjadi di banyak tempat secara tersebar di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut, Isa menekankan kualitas sumber daya manusia juga harus ditingkatkan untuk menyuplai tenaga kerja berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam mendukung hilirisasi SDA. Untuk itu, perlu reorientasi peningkatan keahlian yang harus disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Menurut dia, pengangguran lulusan pendidikan vokasi juga masih cukup tinggi dan partisipasi dari anak-anak bersekolah juga masih cukup rendah. Padahal pendidikan vokasi menjadi pemasok besar untuk pengembangan perekonomian khususnya untuk menyuplai tenaga kerja ke sektor industri yang mengelola hilirisasi SDA.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja sehingga mereka tidak menganggur.

Sementara untuk penguatan aspek teknologi dalam mendukung hilirisasi SDA, Isa berharap peneliti dan inovator di tanah air dapat menyumbangkan pengetahuan mereka untuk memahami keterampilan yang diperlukan dalam penggunaan dan pengembangan teknologi tertentu serta merancang pelatihan yang efektif untuk tenaga kerja.

Desain pelatihan yang efektif itu akan membantu mengatasi keterbatasan keterampilan sumber daya manusia yang menjadi salah satu hambatan dalam hilirisasi sumber daya alam.

"Kita juga berharap para peneliti terus bekerja sama dengan perusahaan dan industri untuk memahami kebutuhan mereka dan merancang solusi teknologi yang lebih sesuai," ujarnya.


Baca juga: Kemenkeu: Periset percepat adopsi teknologi tinggi bagi hilirisasi SDA
Baca juga: Menteri Bahlil: Hilirisasi harus terus berjalan
Baca juga: Kemenkeu: Hilirisasi sumber daya alam dukung ekonomi hijau

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023