Badung (ANTARA) - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menegaskan komitmennya untuk mencegah penyelundupan benih bening lobster yang saat ini menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Mencegah ini (penyelundupan benih bening lobster) komitmen avsec (aviation security) terkait integritas, peralatan kita siap, sumber daya manusia juga siap, tinggal integritas saja. Tembok Besar China jebol bukan karena musuh tetapi karena disuap, jadi ini komitmen," kata Senior Manager Aviation Security Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Arief Sirajuddin usai mendampingi monitoring Dirjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin di Badung, Kamis.

Arief menyampaikan ada empat langkah pencegahan yang disiapkan di Bandara Ngurah Rai. Pertama melalui profiling, istilah ini digunakan untuk memantau gerak-gerik mencurigakan dari pengguna layanan di bandara.

Selanjutnya memanfaatkan teknologi sensor x-ray dua kali pemeriksaan untuk keberangkatan internasional dan ada kriteria yang patut dicurigai, seperti deteksi warna cokelat kekuningan dalam koper penumpang.

Baca juga: KKP awasi potensi penyelundupan benih lobster di Bandara Ngurah Rai

Pada posisi ini, petugas keamanan Bandara Ngurah Rai akan menempatkan orang-orang terbaiknya dengan sertifikasi tertentu. Mereka dapat membedakan pakaian, tumbuhan, bahkan mendeteksi benih bening lobster yang umumnya berusaha disembunyikan dengan membalutnya memakai tisu basah.

"Ketiga, data intelijen sudah jelas ke mana arah barang ini. Tentunya pesawat-pesawat tujuan tertentu itu kita waspada. Dan terakhir informasi dari intelijen di hulu jika ada pelaku-pelaku yang dicurigai maka akan diperiksa intensif di bandara," ujar Arief.

Selama ini benih bening lobster diekspor secara ilegal ke Vietnam melalui jalur yang beragam, salah satunya jalur udara, sehingga Kementerian Kelautan dan Perikanan memberi perhatian terhadap Bali yang lalu lintas udaranya padat.

"Jadi, tujuannya kan sudah jelas ke Vietnam, jalurnya bisa macam-macam, lewat Batam menggunakan speedboat atau feri. Intinya mereka menghindari x-ray karena lewat laut tidak ada x-ray," kata Dirjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin.

Baca juga: KKP cegah ekspor benih lobster lewat kerja sama dengan Vietnam

Di Bali, pihak keamanan bandara menaruh perhatian lebih ke maskapai yang melayani penerbangan langsung ke Vietnam. Dari rute ini memungkinkan para penyelundup datang ke Bali lewat jalur darat atau laut, kemudian dengan mudah ingin terbang dari Bali ke lokasi tujuan.

"Kalau untuk Bali itu yang kita waspadai karena adanya penerbangan langsung dari Bali ke Vietnam sehingga dimungkinkan pelaku itu dari Lombok lewat kargo atau darat bisa sampai Bali, dari Bali langsung ke Vietnam dengan maskapai Vietjet," ujar Adin.

Sebelumnya, petugas keamanan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah menggagalkan penyelundupan benih bening lobster pada 2020 dan 2022. Saat itu seorang perempuan terdeteksi membawa benih lobster dalam koper besar saat pemeriksaan x-ray.

Setelah pengungkapan kasus itu, sampai sekarang belum ada lagi kasus serupa terdeteksi di Bandara Ngurah Rai.

Baca juga: KKP sebut PNBP hilang Rp30 T akibat penyelundupan benih bening lobster
Baca juga: KKP gandeng enam instansi gelar operasi pengawasan penindakan BBL
Baca juga: PSDKP operasi bersama TNI-Polri cegah penyelundupan benih lobster

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023