Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai pneumonia misterius
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melakukan sejumlah langkah antisipasi dalam mencegah munculnya pneumonia misterius di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai pneumonia misterius," kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis.

Untuk kasus di Kota Surabaya, diakuinya, sampai dengan saat ini belum ada laporan terkait temuan kasus yang diduga karena pneumonia misterius.

Kendati demikian, Nanik menjelaskan sejumlah langkah antisipasi dilakukan antara lain mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) se-Kota Surabaya agar meningkatkan upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga: Rumah sakit anak Beijing dipadati pasien kasus pneumonia misterius

"Meningkatkan kewaspadaan dini serta meningkatkan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di seluruh fasyankes, terutama terhadap kasus yang dicurigai pneumonia," ucapnya.

Selain itu pihaknya terus menyebarluaskan informasi kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia misterius dan pentingnya Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dalam Program Imunisasi Nasional (PIN) yang diberikan sebanyak dua kali pada usia 2-11 bulan dan satu kali pada usia 12-24 bulan sebagai upaya pencegahan penyakit pneumonia anak. 

"Kami mengimbau fasyankes untuk melaporkan setiap penemuan kasus yang dicurigai pneumonia misterius ke Dinkes Kota Surabaya dalam waktu kurang dari 24 jam," ujarnya.

Baca juga: IDAI rekomendasikan sejumlah hal untuk melindungi anak dari pneumonia

Oleh karena itu ia mengimbau kepada masyarakat, apabila seseorang yang mempunyai riwayat perjalanan ke negara/wilayah terjangkit dan mempunyai gejala sakit pneumonia seperti batuk kering atau berdahak, demam di atas 38 derajat Celsius, sesak nafas, nyeri dada ketika bernafas, kelelahan, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan diare, untuk segera melapor dan berobat ke fasyankes terdekat.

"Kami juga melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu https://kemkes.go.id/," katanya.

Baca juga: RSCM rekomendasikan imunisasi lengkap cegah koinfeksi pneumonia anak
Baca juga: RSCM: Jangan khawatir, mycroplasma pneumonia tak separah COVID-19


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023