Jakarta (ANTARA) - Museum Nasional Indonesia telah berhasil menyelamatkan 90 persen koleksi pascakebakaran yang menghanguskan enam ruangan bagian belakang gedung A pada 16 September 2023 lalu.

"Sudah ada lebih dari 90 persen koleksi yang diselamatkan, tinggal beberapa koleksi yang berukuran kecil seperti manik-manik masih kita ayak, juga koleksi-koleksi yang terbuat dari kayu, itu beberapa masih bisa kita ambil, dan hingga saat ini masih dianalisis. Beberapa materi kayu lain terpaksa kami ikhlaskan, tetapi kami berusaha untuk tetap mencari," kata Kurator Museum Nasional Indonesia Budiman di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, luas ruang yang terdampak kebakaran yakni sekitar 24 persen dari gedung A. Ruang yang terdampak diantaranya ruang keramik, terakota, tanah liat, prasejarah, perunggu, dan sebagian di ruang budaya Indonesia.

"Karena aliran listrik mati (mengingat Museum Nasional masih ditutup hingga sekitar akhir tahun 2024), penyelamatan sedikit terganggu, sehingga kita evakuasi benda-benda bersejarah ke ruangan yang lebih aman. Di sana ada perangkat-perangkat penyelamatan, kita masih simpan di situ dan secara reguler kita masih cek, dua hari sekali kita rutin cek," ujar dia.

Baca juga: Mengenal budaya kopi Qatar dan Indonesia di Museum Nasional Qatar

Baca juga: Menyelami gemilang histori film dan bioskop di Museum Sejarah Jakarta

 
Kurator Museum Nasional Indonesia Budiman, ditemui usai acara seminar Menyembuhkan Luka, Memulihkan Asa, Menyelamatkan Warisan Negara yang diselenggarakan oleh Museum dan Cagar Budaya di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)


Hingga saat ini, proses evakuasi masih berlanjut dan ada beberapa sampel yang masih dalam proses diidentifikasi, dan beberapa koleksi kondisinya sudah tidak memungkinkan.

Untuk material kayu dan kain, Budiman mengaku pihaknya merasa kesulitan untuk merekonstruksi kembali, karena sebagian besar sudah rusak, sehingga kemungkinan akan dibuat ulang setelah melalui proses identifikasi.

"Kalau kayu dan kain memang sulit, ya, secara material untuk merekonstruksi, kayu pun sebenarnya banyak berupa model-model, jadi model rumah ada, perahu juga ada, yang mungkin langkah berikutnya kami hanya bisa membuat ulang dari koleksi yang rusak tersebut, demikian pula dengan kain, karena untuk direkonstruksi itu sulit," paparnya.

Ia mengisahkan, salah satu Arca Siwa yang lemarinya pecah sehingga membuat bagian pergelangan tangan terjatuh dan patah.

"Hari pertama (pascakebakaran) kita temukan arca itu, kalau Siwa, tangannya ada empat, ya, nah itu dua patah, satu ketemu, satu belum, kami mencari, kemudian kami memutuskan untuk mengayak sedimen tanah demi mencari sisa-sisa dari koleksi yang ditemukan. Akhirnya pergelangan tangan arca sudah ditemukan lengkap dan cocok, dan nanti akan dilakukan rekonstruksi selanjutnya," tutur dia.

Budiman dan tim rekonstruksi mengaku masih belum bisa menentukan target penyelesaian penyelamatan koleksi Museum Nasional ini, tetapi pihaknya hingga saat ini sudah melaksanakan tahap evakuasi, identifikasi, dan remediasi.

"Baru sekitar 28 koleksi, tahun depan kita restorasi, yang menjadi tahap solusi final, karena bagaimana pun kami tentu berusaha semaksimal mungkin mengembalikan koleksi itu seperti semula," kata dia.

Ia juga mengajak masyarakat turut mendoakan proses rekonstruksi ini agar berjalan dengan lancar, karena Museum Nasional Indonesia akan menampilkan wajah barunya saat dibuka kembali, sekitar akhir tahun 2024.

"Ditunggu saja, kami sudah melakukan diskusi dengan banyak pihak untuk meremajakan atau membuat museum dengan wajah baru, mudah-mudahan tahun depan kalau lancar," demikian Budiman.*

Baca juga: Museum bisa jadi tempat menarasikan koleksi dan tanamkan budi pekerti

Baca juga: Provinsi Lampung raih juara harapan 1 lomba cerdas cermat museum 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023