Pandeglang (ANTARA) -
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Hasto Kristiyanto mengatakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres ) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tidak memiliki baliho yang masif dipasang di ruang publik di seluruh Indonesia.

"Kita tidak memasang baliho yang masif, tetapi digantikan oleh KTP karena pasangan itu mengusung program KTP Satu Kartu Terpadu Indonesia (Sakti)," katanya saat konsolidasi yang dilaksanakan di Kantor DPC PDIP Kabupaten Pandeglang, Banten.

Hasto menyampaikan jumlah baliho milik pasangan Ganjar-Mahfud berbeda dengan kandidat lain yang masif dipasang di ruang publik.

"Kalau di sana pakai truk-truk memasang baliho dan kita enggak tahu siapa yang memasang dan dari mana dananya," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu.

Hasto meminta kader PDIP tidak khawatir dengan sedikitnya jumlah baliho Ganjar-Mahfud karena kandidat nomor urut 3 mempunyai cara lain untuk mengenalkan diri kepada masyarakat.

Satu di antara caranya, kata dia, kandidat Ganjar-Mahfud mempunyai program KTP Sakti yang bisa dikenalkan kepada rakyat sebagai pengganti baliho.

"Kami cukup ini dengan menunjukkan KTP menjadi balihonya Ganjar-Mahfud MD. Jadi, sampaikan kepada rakyat, ketika anda memegang KTP maka kepemimpinan Ganjar-Mahfud itu kepemimpinan yang membawa program yang nyata untuk rakyat," kata alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.​​​​​​​

Hasto mengatakan dana membuat baliho bisa diganti sebagai uang membeli kopi dan pisang untuk bertemu rakyat sembari mendengarkan keluhan wong cilik.

Menurut dia, apabila ada dana lebih baik dipakai untuk bertemu rakyat untuk membeli kopi dan membeli pisang goreng, sehingga bisa bertemu bersama-sama dengan penuh gembira.

"Biar mereka yang memasang baliho di mana-mana dan yang mencoblos itu bukan pohon-pohon yang dipakai untuk baliho. Tetapi, yang mencoblos itu rakyat saudara-saudara sekalian," kata Hasto.

Program KTP Sakti bertujuan untuk menyelesaikan persoalan rakyat, utamanya berkaitan kemudahan akses terhadap kebutuhan pokok. Program KTP Sakti menyempurnakan kebijakan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.

"Nantinya rakyat tidak perlu memiliki banyak kartu demi mendapat bantuan, tetapi rakyat cukup menunjukkan KTP maka ada akses untuk berbagai kepentingan pendidikan, kesehatan, sembako, dan lain-lain," ujarnya.​​​​​​​

Hasto sempat mempertanyakan baliho masif kandidat lain, terutama sumber uang mencetak sampai memasang alat peraga kampanye tersebut.

"Jadi, kita enggak usah gentar karena ada Ganjar, enggak usah takut karena ada Mahfud, enggak ada baliho tidak apa-apa yang penting inilah pemimpin yang bersih," kata Hasto.

"Daripada ada baliho, duitnya dari mana? Pak Ganjar da Pak Mahfud lebih baik tidak memasang baliho daripada ada tanda tanya besar dananya, dari mana itu," ujarnya lagi..

Oleh karena itu, kata dia, lebih baik dilakukan secara door to door atau pintu ke pintu untuk berjuang partai.

"Kita ini partai rakyat, kita ini partai yang sejak dulu tidak pernah bergelimpangan harta, tetapi berharap dengan kerja konkret bersama rakyat itulah jati diri kepartaian yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan hati," kata Hasto.

Baca juga: Hasto: Banten sangat penting untuk kemenangan Ganjar-Mahfud
Baca juga: Hasto: Komitmen Ganjar-Mahfud tingkatkan SDM hingga berantas KKN

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023