Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengapresiasi perjuangan pemain sepak bola muda Indonesia yang turun pada kejuaraan Gothia Cup 2013 di Gothenberg Swedia.

Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan adalah Menpora Roy Suryo yang saat ini berada di Paris Prancis adalah melakukan komunikasi langsung dengan semua kapten tim yang turun pada kejuaraan yang digelar setiap tahun ini.

"Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih pemain muda Indonesia di Gothia Cup. Makanya saya langsung melakukan komunikasi video conferrence melalui Skype. Sebenarnya saya berencana datang langsung ke Gothenberg," kata Menpora Roy Suryo saat dikonfirmasi dari Jakarta Minggu dini hari.

Menpora mengaku, rencana datang ke Gothenberg untuk memberikan dukungan langsung pupus setelah pihaknya tidak mendapatkan penerbangan meski sudah melalui Paris Prancis. Sebelumnya Menpora melakukan kunjungan kerja ke Roma, Italia.

Meski tidak bisa memberikan dukungan langsung, pihaknya mengaku bangga dan meminta kepada seluruh pemain untuk terus meningkatkan kemampuannya. Apalagi peluang untuk kembali turun di Gothia Cup tetap terbuka meski harus mengikuti kelompok umur yang lebih tinggi.

Selain itu, kata dia, dengan prestasi yang diraih pada kejuaraan yang diikuti tim dari seluruh dunia ini bisa dijadikan modal untuk meniti jenjang karir yang lebih tinggi.

"Semoga adik-adik bisa tetap menyalurkan bakatnya dan dikemudian hari tidak akan ada lagi kesenjangan antara pemain usia muda dengan dewasa," katanya.

Pada kejuaraan Gothia Cup 2013, ada enam tim asal Indonesia yang turun. Untuk kategori U-12 diwakili oleh tim Kreasia Indoneia dan Tim MFA Kalimantan Timur. U-13 wakili oleh Tim Javanhawk Soccer Academy, U-14 diwakili tim Asiop Apacinti - SKF Indonesia serta U-15. Khusus untuk U-16 Indonesia diwakili oleh Garuda Keadilan.

Dari enam tim yang turun, dua tim yaitu Garuda Keadilan dan Asiop Apacinti yang prestasinya cukup moncer. Tim U-16 (Garuda Keadilan) mampu menembus babak delapan besar. Sedangkan Asiop lolos ke babak final.

Hanya saja pada babak final yang berlangsung hari ini, Asiop Apacinti harus mengakui keunggulan lawannya yaitu wakil Slovenia, NK KRSKO. Fafa Muhammad Suhud dan kawan-kawan menyerah melalui adu tendangan pinalti.

"Masuk final adalah prestasi yang luar biasa. Apalagi lawan-lawan yang dihadapi adalah tim kuat. Prestasi ini harus terus ditingkatkan," kata pria yang juga ahli telematika itu.

Menpora berharap pemain-pemain muda ini kedepannya mampu menjadi tulang punggung timnas untuk turun pada kejuaraan internasional. Apalagi prestasi sepak bola Indonesia terutama senior hingga saat ini belum maksimal.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013