Para pemain tahu dan mengenal betul dia...Saya kerap hanya menyuarakan gagasan-gagasan yang dilontarkan Tito
Barcelona (ANTARA News) - Tito Vilanova membawa Barcelona memenangi gelar La Liga musim lalu dengan raihan 100 poin dan lolos ke semifinal Liga Champions serta Piala Raja.

Setelah 12 bulan duduk di kursi panas Camp Nou, Vilanova akhirnya mengundurkan diri sebagai "entrenador: Barcelona. Ia lebih memilih fokus menjalani pengobatan penyakit kanker kelenjar ludah yang ia alami, sebagaimana dikutip dari situs bleacherreport.

Raihan 100 poin itu merupakan raihan fenomenal dalam sejarah La Liga. Berikut lima pelajaran yang diberikan Tito Vilanova dalam jagad sepak bola.

Pelajaran pertama, Tito berusaha tampil dalam gaya manajemen kepelatihan yang mandiri. Sepak bola kerapkali berurusan dengan sosok asisten manajer yang kerapkali mengemban tugas justru sebagai "orang nomor satu" dalam klub.

Ia digadang-gadang sebagai salah seorang manajer yang mendulang manajer sukses dalam perjalanan sejarah Barcelona. Ia relatif mulus mengarungi transisi kepelatihan di kubu Barca setelah Pep Guardiola mengundurkan diri.

Menurut pengamat The Independent, Mark Elkington, filosofi dan metode kerja yang diterapkan Vilanova hampir sama dengan apa yang dikerjakan Guardiola.

Direktur olah raga Barcelona, Andoni Zubizaretta bersukacita ketika Vilanova ditunjuk menggantikan Guardiola. "Kami berada di tangan yang tepat. Tidak ada pihak yang meragukan penunjukan itu."

Pelajaran kedua, Vilanova paham benar akan tradisi yang tumbuh berkembang di Barcelona. Para pendukung fanatik Barcelona -Los Cules - senantiasa menuntut menang dan menang. Mereka punya mentalitas menang dari setiap pertandingan.

Los Cules menuntut tim kesayangannya itu punya gaya dan mental bertanding dalam setiap laga. Barca sinonim dengan sepak bola menyerang dan menekan lawan.

Vilanova punya peran tidak kecil dalam pengembangan gaya sepak bola khas Barcelona "tiki-taka". Hanya saja, musim lalu, klub elit La Liga itu punya kelemahan di lini pertahanan dan relatif sulit mengembangkan gaya sepak bola yang efisien.

Pelajaran ketiga, duet Guardiola dan Vilanova demikian padu bagi sukses Barcelona.

Penulis dari Football Spanish, Tom Conn melukiskan hubungan keduanya  dengan mengutip pernyataan yang dilontarkan Guardiola.

"Anda berharap akan penampilan terbaik dari Tito. Ia lebih hanya sekedar punya ketrampilan. Para pemain tahu dan mengenal betul dia. Saya kira klub telah membuat keputusan yang tepat dengan menunjuk dia. Saya kerap hanya menyuarakan gagasan-gagasan yang dilontarkan Tito." Tito berada di belakang racikan taktik Barcelona.

Pelajaran keempat, aspek kesinambungan di tubuh Barcelona Ketika Guardiola mengundurkan diri dari Barcelona, tersembul pertanyaan, siapa pelatih yang benar-benar pas menggantikan Guardiola?

Sosok pengganti Guardiola haruslah pelatih yang tahu betul gaya dan pemain Barcelona. Dalam sepak bola, peran dari sosok pelatih sungguh krusial di hadapan para pemain.

Penunjukan Tito Vilanova mewakili era baru Barcelona. Reaksi hangat berdatangan dari pendukung fanatik klub itu. Mantan pelatih pemain muda Barcelona, Albert Benaiges mengatakan, "Saya terkejut dengan penunjukan dia (Vilanova). Saya beranggapan penunjukan itu sudah tepat. Tito menjamin kesinambungan. Tito adalah pelatih berkelas dalam dunia sepak bola."

Vilanova dalam beberapa kesempatan menunjukkan kepercayaan diri ketika berada bersama pemain di ruang ganti pemain. Ia mampu berbicara lantang penuh wibawa di hadapan para pemain Barca.

Pelajaran kelima, apakah Vilanova memang tidak percaya dengan para pemain jebolan La Masia? Pertanyaan ini mencuat ketika Barca dipukul mundur Bayern Muenchen di ajang Liga Champions.

Di mana peran generasi penerus dari akademi La Masia? Mengapa Xavi Hernandez tidak diistirahatkan dan memberi kesempatan kepada Thiago Alantara untuk tampi penuh dalam pertandingan itu?

Pertanyaan-pertanyaan itu membayangi Vilanova manakala Barcelona ditekuk Bayern Muenchen. Paca kekalahan itu, mengapa Vilanova tidak berpaling kepada La Masia?

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013