Biak (ANTARA) - Pengidap penyakit jantung di Tanah Papua yang akan melakukan pemasangan ring kini tidak perlu lagi berobat ke Kota Makassar, Surabaya, atau Jakarta. Kini cukup ke RSUD Biak yang sudah mengoperasikan layanan kateterisasi jantung. Layanan ini merupakan yang pertama di Papua.

Layanan pengobatan penyakit jantung di RSUD Biak ini sebagai bagian implementasi visi misi mewujudkan Papua sehat, yang bertujuan untuk merawat mengobati pasien warga Papua yang sakit supaya dapat sembuh dan sehat kembali.

Fasilitas kateterisasi jantung (cath lab) dimiliki RSUD Biak. Layanan kesehatan jantung, antara lain, berupa kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pasien tertentu dengan kateterisasi jantung maka dokter selanjutnya dilakukan intervensi nonbedah sesuai indikasi melalui pembuluh darah.

Bagi sebagian orang awam, kateterisasi jantung adalah istilah umum yang digunakan untuk rangkaian prosedur pencitraan untuk memasukkan kateter ke dalam bilik atau pembuluh darah jantung.

Pada saat kateter berada di posisi yang telah ditentukan, alat tersebut bisa digunakan untuk melaksanakan sejumlah prosedur pemeriksaan lebih lanjut hingga terapi seperti angiografi koroner (coronary angiography), angioplasti, dan pemasangan katup buatan (balloon valvuloplasty).

Direktur RSUD Biak dr. Ricardo Mayor menyatakan layanan perawatan kateterisasi jantung RSUD Biak akan ditangani dua dokter spesialis penyakit jantung.

Pada tahun 2024, manajemen RSUD Biak akan menambah lagi satu dokter spesialis jantung yang memiliki keahlian untuk memasang ring bagi pasien penyakit jantung.

Tambahan satu dokter spesialis jantung yang selesai menjalani pendidikan di Universitas Indonesia. Tambahan dokter spesialis ini akan meningkatkan pelayanan pasien yang berobat ke RSUD Biak.

Disediakannya fasilitas pengobatan penyakit jantung di RSUD Biak, antara lain, bertujuan untuk mengurangi biaya perawatan pasien orang Papua yang harus berobat ke rumah sakit hingga ke Jakarta, Makassar, dan Surabaya.

Dengan adanya layanan kateterisasi jantung di RSUD Biak maka bisa membantu meringankan biaya berobat jalan tanpa harus berobat ke berbagai rumah sakit di luar Papua yang memerlukan biaya besar.

Jika ada warga Papua sakit jantung, kini tidak perlu berobat sampai keluar Papua tetapi cukup datang berobat ke rumah sakit rujukan di RSUD Biak. Pasien akan mendapatkan layanan terbaik di RSUD Biak.

"Pemeriksaan kesehatan untuk pasien yang berobat di RSUD Biak akan dilayani menggunakan dengan peralatan kesehatan berstandar modern," kata Ricardo.


Laboratorium jantung

Kateterisasi jantung dapat juga digunakan untuk mengobati masalah penyakit jantung tertentu tanpa harus menjalani operasi jantung yang besar.

Kateterisasi jantung adalah prosedur memasukkan selang panjang atau kateter ke dalam pembuluh darah yang kemudian diarahkan ke jantung. Metode pemeriksaan dan pengobatan ini dilakukan oleh dokter spesialis jantung.

Terapi kateterisasi berfungsi juga untuk mengembalikan aliran ke pembuluh darah yang terhambat dengan menggunakan balon, cincin metal (stent), atau pembuluh darah pintas (graft).
 

Kateterisasi juga dapat dilakukan untuk membuka katup jantung stenotik (sempit) dan untuk memperbaiki kerusakan bawaan yang dilakukan dokter spesialis.

Bila pada pemeriksaan angiografi atau kateterisasi didapatkan sumbatan pada arteri koroner, setelah kateterisasi jantung dapat langsung dilanjutkan untuk tindakan pemasangan tabung kecil atau stent.

Melalui pipa penuntun, dokter akan memasukkan kawat halus yang lentur melewati daerah sumbatan sampai ke bagian bawah arteri yang sumbat.

Kawat atau ring tersebut berfungsi sebagai rel untuk memasukkan balon dan stent, juga beberapa alat lain yang diperlukan.

Untuk membuka sumbatan, akan dimasukkan balon melalui guide wire tersebut sampai pada daerah arteri koroner yang tersumbat.

Kemudian dikembangkan atau ditiup sampai sumbatan tersebut terbuka. Setelah balon dikeluarkan lalu dimasukkan sten atau ring ke tempat sumbatan yang telah dibuka tadi. Gambar rontgen jantung diambil untuk memastikan posisi stent sudah pas di tempat sumbatan.


Papua sehat

Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap menyatakan pembangunan berbagai sarana prasarana kesehatan di RSUD maupun fasilitas kesehatan lain bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan Otonomi Khusus tentang Papua dan Biak Sehat.

Selama ini bidang kesehatan pada era otonomi khusus Papua menjadi salah satu program prioritas pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Papua.

Besarnya anggaran yang dikeluarkan warga saat berobat penyakit jantung di rumah sakit keluar Papua sangat membebani keuangan bagi masyarakat Papua.

Dengan kondisi sosial ekonomi warga asli Papua di berbagai kampung dan distrik yang masih minim pendapatan, pihak Pemkab Biak Numfor melalui RSUD Biak terus menggulirkan program Papua Sehat untuk seluruh warga.

Realisasi program Papua Sehat, antara lain, melengkapi sarana prasarana berupa alat kesehatan, salah satunya kateterisasi jantung.

"Laboratorium Kateterisasi untuk menangani penderita penyakit jantung yang selama ini harus berobat ke luar Papua, dengan biaya besar," harap Bupati Herry.

Kepala Dinas Kesehatan Biak Numfor Daud N. Duwiri mengaku besarnya perhatian pemda untuk melengkapi layanan RSUD Biak misalnya, dengan kateterisasi jantung.

"Dengan disediakan layanan penyakit jantung, dokter tidak lagi mengirim rujukan pasien tetapi cukup ditangani di RSID Biak yang punya fasilitas peralatan sama dengan rumah sakit besar di luar Papua," sebut Duwiri.

Sementara, Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua Pendeta Albert Yoku mengakui pemberian otonomi khusus untuk Papua sesuai UU RI Nomor 2 tahun 2021 ada empat misi visi di era Otsus Papua yang harus dilaksanakan dalam pembangunan daerah yakni Papua Sehat, Papua Cerdas, Papua Produktif, dan Papua Damai dalam kehidupan keseharian.

Melalui program Papua Sehat, Pemerintah berkewajiban menyediakan sumber daya manusia berupa tenaga kesehatan dan sarana prasarana kesehatan di puskesmas dan rumah sakit.













 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023