Jeddah (ANTARA News) - Jumlah keluhan kesehatan dari ekspatriat asal Asia Selatan di Arab Saudi meningkat selama Ramadhan akibat kecenderungan mengonsumsi makanan pedas dan rendahnya asupan air.

Ekspatriat dari India, Pakistan, dan Bangladesh sangat menyukai makanan tradisional yang pedas seperti "pakodas" dan "bindas" yang dibuat dari tepung kacang dan rempah-rempah yang digoreng. Makanan tersebut mengakibatkan masalah lambung, kata Dr. Shameed Kassim, internis Al-Abeer Medical Group pada Arab News.

Dia mengatakan, mempertahankan diet seimbang akan membantu mencegah masalah kesehatan selama berpuasa. Dia menambahkan bahwa masalah ginjal juga turut meningkat di kalangan ekspatriat di Arab.

"Karena asupan cairan kurang saat sahur, ekspatriat mengalami masalah ginjal dan infeksi saluran kemih," kata dia.

Kasim juga menyarankan agar dengan mayoritas pasien diabetes di Arab untuk memantau kadar gula secara berkala dan menyesuaikan rutinitas meminum obat agar tidak menderita hipoglikemia dan dehidrasi.

"Risiko hipoglikemia akibat puasa dapat mengancam nyawa pasien diabetes tipe 2. Oleh karena itu penting bagi pasien untuk konsultasi dengan dokter," kata dia, menegaskan bahwa selama berpuasa, kadar glukosa darah cenderung menurun.

Kasim mengatakan, penderita diabetes tidak sadar dengan kandungan gula dalam makanan yang mereka konsumsi sehingga ada kecenderungan mereka makan berlebihan saat buka puasa. Para penderita diabetes harus menghindari konsumsi makanan yang kaya karbohidrat dan lemak, terutama saat buka puasa, dan harus minum banyak cairan di antara buka puasa dan sahur untuk menghindari dehidrasi.

Diabetes tipe 2 dialami 90 persen penderita diabetes di Arab. Biasanya, penyakit itu diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat, kurang olahraga, dan obesitas.

Prevalensi diabetes di Arab telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, 25 persen populasi orang dewasa menderita diabetes dan angka itu diprediksi akan berlipat ganda pada 2030.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013