Ketika kita menerapkan ekonomi hijau secara masif dan menyeluruh, ini pasti memberi peluang baru bagi aktivitas perekonomian Indonesia, berkontribusi pada akselerasi pertumbuhan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adiningrat Widyasanti mengatakan bahwa implementasi ekonomi hijau bukanlah hambatan, melainkan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan. 

"Ketika kita menerapkan ekonomi hijau secara masif dan menyeluruh, ini pasti memberi peluang baru bagi aktivitas perekonomian Indonesia, berkontribusi pada akselerasi pertumbuhan ekonomi," ujar Amalia saat kegiatan Launching Policy Brief Greenpeace Indonesia dan CELIOS: Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik di Jakarta, Selasa.

Amalia menjelaskan, dalam perencanaan jangka panjang nasional 2025-2045, transisi ke ekonomi hijau diarahkan pada beberapa fokus utama.

Pertama, transisi energi menuju energi bersih dan terbarukan dengan target bauran energi terbarukan mencapai sekitar 60 persen pada 2045.

Kedua, penerapan transportasi ramah lingkungan, atau yang dikenal sebagai transportasi hijau. Ketiga, penerapan ekonomi sirkular di industri dan kehidupan sehari-hari.

"Penerapan ekonomi hijau menjadi fokus utama dalam Indonesia Emas, mulai tahun 2025 hingga 2045, menjadi bagian integral dari upaya transformasi ekonomi Indonesia," kata Amalia.

Menyoroti tantangan, Amalia menekankan persiapan yang diperlukan, termasuk peningkatan Sumber Daya Manusia atau SDM, adopsi teknologi bersih, dan perluasan ekosistem pendukung melalui kebijakan dan regulasi yang mendukung ekonomi hijau di berbagai sektor kehidupan.

"Penerapan ekonomi hijau memerlukan perubahan besar yang harus didukung oleh ekosistem yang baik dan kebersamaan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan 20 tahun ke depan," ujar Amalia.

Berbagai arah kebijakan, seperti peningkatan efisiensi energi, transisi energi yang berkeadilan, pengembangan smart grid, dan penerapan ekonomi sirkular, menjadi landasan bagi perubahan besar ini.

Amalia juga menekankan pentingnya insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendorong produk ramah lingkungan.

Ia menambahkan bahwa ekonomi hijau bukan hanya tentang transisi energi, melainkan juga tentang penguatan pilar-pilar lainnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam dua dekade mendatang.

Dengan demikian, Ianjut Amalia, Indonesia memantapkan komitmennya untuk merangkul ekonomi hijau sebagai fondasi pertumbuhan masa depan.

Baca juga: Ekonom dorong BI wajibkan perbankan salurkan 30 persen kredit hijau
Baca juga: Kemenkeu: Hilirisasi sumber daya alam dukung ekonomi hijau
Baca juga: Bappenas sebut perubahan iklim ancam kesejahteraan masyarakat

Pewarta: Arif Prada
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023