Kendari (ANTARA) -
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sutlra) merilis data pemilih di Bumi Anoa sebanyak 1.867.931 jiwa dengan pemilih terbanyak didominasi oleh kaum milenial sebanyak  654.484 jiwa atau 35,04 persen
 
Komisioner KPU Provinsi Sultra Mukmin saat ditemui di Kendari, Jumat, mengatakan setelah generasi milenial, kemudian ada generasi Z sebanyak 27,71 persen atau 517.628, lalu generasi X dengan pemilih sebanyak 25,44 persen atau 475.165 jiwa, dan untuk pemilih Baby-Boomers sebanyak 10,41 persen atau 194.450 jiwa.

"Generasi Pre-Boomers lahir sebelum 1945, berikutnya generasi Baby-Boomeras lahir sekitar 1946-1964. Sedangkan generasi X yang lahir tahun 1965-1980. Untuk generasi milenial lahir 1981-1997. Dan untuk generasi Z lahir dari 1997-2023," kata Mukmin.

Dia menyebutkan bahwa untuk pemilih berdasarkan dengan pengelompokan umur, yakni umur 17-21 sebanyak 270.720 jiwa, umur 22-26 sebanyak 241.947 jiwa, 27-31 sebanyak 212.390 jiwa, dan umur 31-36 terdapat sebanyak 204.496 jiwa.

"Lalu untuk umur 37-41 ada sebanyak 206.079 jiwa, umur 42-46 ada 175.998 jiwa, kemudian umur 47-51 tahun ada 159.625 jiwa, umur 52-56 tahun 132.723 jiwa, 57-61 tahun sebanyak 94.035 jiwa, dan umur  di atas 61 tahun ada sebanyak 169.763 jiwa," ungkap Mukmin.

Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Sultra Amiruddin menambahkan bahwa dengan situasi generasi milenial yang mendominasi pemilih di Bumi Anoa ini dikhawatirkan menjadi ancaman bayang-bayang money politik atau politik uang. Sebab, generasi tersebut sangat rentan dengan godaan politik uang.

Untuk mencegah hal tersebut, lanjutnya, KPU Sultra akan terus mendorong para pemilih kaum milenial itu untuk menggunakan rasionalitas dalam menentukan pilihan pada Pemilu 2024. Karena ketika salah memilih, karena pengaruh pragmatisme seperti politik uang, maka sama halnya dengan menjual atau menggadaikan negara atau kepala daerah kepada politisi yang berpotensi akan melakukan korupsi.

"Dalam menentukan pilihan, maka pemilih harus mengetahui sosok yang akan dipilih. Baik dari aspek sepak terjangnya, visi-misi, maupun rincian program yang akan dilaksanakan ketika terpilih nanti. Sehingga pilihan yang diputuskan untuk dipilih itu memang betul-betul berangkat dari kesadaran rasionalitas yang berkualitas tanpa pengaruh dari orang lain ataupun hal-hal negatif lainnya," tambah Amiruddin.
Baca juga: KPU bentuk Komunitas Pelajar Pecinta Demokrasi di Konawe
Baca juga: KPU Sultra tuntaskan verifikasi administrasi keanggotaan parpol
Baca juga: KPU Sultra: Tiga daerah tanpa sengketa Pilkada

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023