Jakarta (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mengintegrasikan pelabuhan dan kawasan industri dengan menyediakan infrastruktur dan utilitas melalui pembangunan Kawasan Pendukung Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

"Terminal Kijing sudah mulai menjadi hub ekspor curah cair dan curah kering Kalimantan. Jumlah kunjungan kapal dan arus barang di pelabuhan internasional ini meningkat cukup tajam," kata Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono di Jakarta, Minggu.

Arif mengatakan, kunjungan kapal di Terminal Kijing selama sembilan bulan pertama tahun 2023 mencapai 332 unit kapal, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan capaian 12 bulan tahun 2022 yang baru 154 buah.

Kenaikan yang sama juga terjadi pada tonase kapal. Pada Triwulan I Tahun 2023, total tonase kapal mencapai hampir 1,2 juta Gross Tonage (GT).

Jumlah ini naik tajam dibandingkan capaian selama satu tahun penuh pada 2022 sebesar 555.607 GT.

Menurut dia, perkembangan ini salah satunya disokong oleh integrasi Terminal Kijing dengan kawasan industri.

Saat ini, luas Kawasan Pendukung Terminal Kijing ini mencapai 124,09 hektare. Dari luasan itu, kawasan yang dapat dikomersialisasi mencapai 75 persen atau 92,61 hektare.

Baca juga: Erick Thohir: Terminal Kijing perkuat rantai ekosistem pelabuhan

“Hal ini diharapkan dapat menciptakan efek domino pertumbuhan industri di kawasan tersebut dan mendukung program hilirisasi komoditas seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), karet, dan bauksit/alumina,” katanya.

Sementara itu, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak, Hambar Wiyadi mengatakan bahwa di Kawasan Pendukung Terminal Kijing kini sudah beroperasi empat pabrik pengolahan minyak kelapa sawit. Dua di antaranya adalah pabrik CPO, masing-masing dengan kapasitas 2.500 ton per hari.

"Dengan empat pabrik tersebut, Terminal Kijing akan melayani 8.000 ton per hari hasil pabrik pengolahan kelapa sawit, sehingga potensi throughput kargo curah cair akan mencapai 5,7 juta ton per tahun dan kargo curah kering 200 ribu ton per tahun,” kata Hambar.

Dia mencatat, ekspor curah cair dan curah kering melalui Kijing sudah menembus 10 negara, yakni Cina, Korea Selatan, India, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Philipina, Malaysia dan Singapura.

Kijing juga melayani barang-barang impor seperti peralatan proyek, metanol, dan beras. Impor tersebut antara lain berasal dari Cina, Taiwan, Thailand, Singapura dan Malaysia.

Baca juga: Presiden Jokowi kaget realisasi Terminal Kijing Pontianak begitu besar

Terdapat dua tambahan perusahaan lagi yang sudah meneken kerja sama untuk membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.

Perusahaan asal Singapura Apical berencana membangun Integrated Refinery Complex di Kawasan Pendukung Terminal Kijing dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun.

Kemudian, PT Pacific Bio Industry (PBI) yang akan membangun pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 550 ribu ton per tahun.

Bekerja sama dengan anak usaha Pelindo, yakni PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), PT PBI akan bersinergi dalam upaya mengoptimalkan area kawasan industri Kijing.

Adapun dukungan Pemerintah Kabupaten Mempawah di antaranya usulan perluasan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sungai Kunyit.

Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2014-2034, luas KIP pada RDTR Sungkai Kunyit baru 600 hektare.

Saat ini, Pemkab Mempawah sudah mengusulkan kepada Provinsi Kalimantan Barat perluasan KIP tersebut menjadi 1.400 hektare.

Pemkab Mempawah juga memberikan kemudahan melalui penyederhanaan perizinan serta penyediaan sarana layanan atau fasilitas investasi.

Proses perizinan dilakukan secara online dan menggunakan tanda tangan elektronik (TTE) sehingga lebih mudah, dapat dipantau, dan lebih cepat.

Pada saat yang sama, Pemerintah sedang menyiapkan jalan nasional Pontianak-Sungai Pinyuh-Singkawang, jalan tol Pontianak-Mempawah-Kijing-Singkawang-Sambas, serta jalur kereta api Bandar Udara Supadio-Pontianak-Sungai Pinyuh-Mempawah-Singkawang-Pemangkat-Sambas-Aruk.

Saat ini, Terminal Kijing dikelola PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Multipurpose yaitu anak usaha PT Pelindo Multi Terminal (SPMT).

Terminal Kijing pada tahap inisial memiliki dermaga dengan panjang satu kilometer dengan kapasitas peti kemas 500 ribu TEUs per tahun, dan terminal multipurpose sebesar 500 ribu ton per tahun.

Pembangunan Terminal Kijing sendiri dibagi dalam tiga tahap. Jika seluruh pembangunannya selesai, Terminal Kijing setiap tahunnya akan mampu melayani 1,95 juta TEUs peti kemas, 12,18 juta ton curah cair, 15 juta ton curah kering, serta 1 juta ton muatan multipurpose.

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023