Makassar (ANTARA) - Pada 1 Oktober 2021 menjadi babak baru pengelolaan layanan kepelabuhanan di Indonesia menyusul adanya penggabungan  pengelola pelabuhan di Indonesia yakni   PT Pelabuhan Indonesia I,  PT Pelabuhan Indonesia III, dan  PT Pelabuhan Indonesia IV,  ke dalam  PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi  entitas penerima penggabungan (surviving entity). 

Merger Badan Usaha Milik Negara tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV (Persero) ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Kemudian, berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. S-756/MBU/10/2021 tanggal 1 Oktober 2021 perihal Persetujuan Perubahan Nama, Perubahan Anggaran Dasar dan Logo Perusahaan, maka PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berganti nama menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Pelindo kini mengelola 122 pelabuhan dari Sabang sampai Merauke menjadi satu kesatuan.   Tentu tidaklah mudah mengawali sebuah langkah menuju perubahan yang lebih baik ketika berada pada masa pandemi COVID-19 dengan pembatasan sosial.

Namun dengan semangat perubahan untuk menjadi pelabuhan berskala internasional dan mampu bersaing dengan negara-negara tetangga, Pelindo akhirnya dalam dua tahun bertransformasi mampu memperlihatkan hasil positif.

Guna mendukung tekad tersebut Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan tiga pelabuhan internasional yang mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya termasuk mengintegrasikan beberapa kawasan industri menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan.

Salah satu dari tiga pelabuhan internasional yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) adalah Makassar New Port (MNP) yang menjadi hub pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada peresmian MNP pada 22 Februari 2024 menegaskan,  sesuai arahan presiden tiga tahun lalu bahwa kekuatan BUMN harus disatukan agar menjadi pemain global.

Dengan meningkatkan efisiensi kinerja, diharapkan dapat mendorong penurunan biaya logistik nasional. Dengan mergernya Pelindo I, II, III dan IV menjadi Pelindo, kini perusahaan milik negara ini menjadi salah satu pelabuhan terbaik dengan urutan 20 besar dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.

Efisiensi kinerja di pelabuhan tersebut dapat dilihat dari waktu tunggu atau “dwelling time” yang sebelumnya rata-rata 38 jam, kini tinggal 22 jam, sehingga kapal tidak lama lagi berlabuh di pelabuhan yang membutuhkan biaya tinggi.  Dwelling time adalah waktu yang dibutuhkan sejak barang turun dari kapal atau barang ditimbun sampai barang keluar dari pelabuhan

Biaya logistik nasional pada 10 tahun lalu berada di angka 24 persen, padahal ketika itu negara lain berada pada kisaran 9 hingga 12 persen. Namun dengan adanya integrasi Pelindo, biaya logistik kini sudah turun pada angka 14 persen. Meski diakui masih sedikit lebih tinggi dibanding negara lain, tapi dengan upaya serius maka biaya logistik akan bisa lebih ditekan.


Kehadiran MNP 
 
Kehadiran  Makassar New Port  (MNP) yang kini mampu menampung sekitar 2,5 juta TEUs peti kemas untuk di dermaga 1A, B dan C, menjadi angin segar bagi perusahaan pelayaran dalam melakukan ekspor impor, apalagi  MNP sudah dapat disandari kapal berbobot besar dengan kedalaman kolam pelabuhan MNP sekitar 16 meter dan menjadi pelabuhan terdalam di Indonesia.

Karena itu, untuk mendukung operasional pelabuhan berskala internasional ini pemerintah mengalokasikan anggaran Rp5,4 triliun untuk pengerjaan MNP tahap 1A, 1B dan 1C. Sementara untuk proyek 1D akan dilakukan secara bertahap dengan alokasi anggaran sebesar Rp10 triliun.

Keberadaan MNP di Makassar sebagai pelabuhan gerbang KTI telah dilengkapi dengan integrated planning dan control room. Suatu langkah inovasi untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, peti kemas, terminal dan logistik secara terpusat. Transformasi dari segi layanan ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan, sekaligus mendukung daya saing logistik nasional.

Executive Director 4 Pelindo Regional 4,  Abdul Azis, mengatakan, layanan MNP ini tidak terlepas dari dukungan anak perusahaan Pelindo Group, yakni Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) yang memberikan layanan prima, termasuk penerapan empat aplikasi pendukung transformasi digital dalam memenuhi tuntutan agar BUMN kepelabuhan ini mengalami pertumbuhan kinerja positif.

Keempat aplikasi tersebut adalah PHINNISI, TONUS, PITOS-M dan PITOS-R. Aplikasi inilah yang digunakan Pelindo dalam meningkatkan layanan guna mendongkrak pertumbuhan kinerja pelabuhan yang dikelola di 8 provinsi di KTI.

Aplikasi PHINNISI adalah aplikasi kegiatan pelayanan kapal mulai dari permohonan perencanaan pengoperasian, billing reporting integrasi ke inaportnet.

Aplikasi ini sudah diterapkan di delapan pelabuhan kelolaan PT Pelindo Regional 4 yakni Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Samarinda. pelabuhan Kendari. Pelabuhan Pantoloan, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Merauke dan Pelabuhan Sorong.

Sedangkan aplikasi TONUS adalah aplikasi kegiatan terminal peti kemas, mulai permohonan, perencanaan pengoperasian dan pelaporan. Adapun aplikasi PTOS-M merupakan aplikasi kegiatan pelayanan barang dan peti kemas konvensional, mulai dari permohonan perencanaan pengoperasian dan pelaporan.

Sementara aplikasi PTOS-R adalah aplikasi untuk layanan kapal Roro dan penumpang yang kini sudah terpasang di Pelabuhan Makassar, Balikpapan, Sorong, Ambon Nunukan dan Samarinda.

Division Head Operasional Pelindo Regional 4, Yusida M Palesang, menambahkan dengan penggunaan aplikasi itu khususnya di Pelindo Regional 4 sudah dapat memangkas waktu tunggu untuk port stay dan cargo stay. Dampaknya distribusi barang jauh lebih cepat dan lancar sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik.

Pelindo Regional 4 yang kini membawahi 22 pelabuhan cabang di KTI ini berhasil memberikan pertumbuhan arus jumlah penumpang, kapal dan barang rata-rata di atas 100 persen sepanjang 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Pelindo Regional 4 diketahui realisasi kinerja arus kapal tumbuh sebesar 110,65 persen atau sebesar 437.332.884 Gross tonnage (GT) dibandingkan tahun 2022 yakni 395.234.436 GT.

Sementara jumlah arus barang tumbuh 137,50 persen yaitu dari 31.363.790 ton/m3 pada 2022 menjadi 43.124.530 ton/m3 pada 2023. Sedang jumlah arus penumpang pada 2022 tercatat sebanyak 5.796.957 orang naik menjadi 6.709.990 orang pada 2023.

Penghargaan 

Kerja keras jajaran Pelindo Group, khususnya Regional 4 dan pelabuhan yang dikelolanya, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) meraih penghargaan dengan kategori "Outstanding Business Ethics of The Year" pada CNN Indonesia Awards 2024 pada pekan ketiga Maret 2024.

Penghargaan  tersebut diraih setelah evaluasi di Pelindo Regional 4 yang mencatatkan kinerja dari sisi pelayanan standarisasi proses bisnis dan transformasi digital mengalami tren peningkatan. Begitu pula dari sisi peningkatan arus barang dan penumpang dengan tren pertumbuhan rata-rata di atas 100 persen.

Menurut Direktur utama CNN Indonesia Titin Rosmasari, pihaknya mengapresiasi institusi yang dapat memberikan inspirasi maupun inovasi kinerja bagi yang lainnya.

Peningkatan layanan dan efisiensi kini telah dirasakan oleh pengguna jasa. Hal itu di antara bukti keseriusan BUMN tersebut dalam mengelola sistem kepelabuhanan nasional.

Pengelolaan jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien akan memperlancar arus barang dan orang. Dengan demikian, biaya logistik nasional yang relatif masih cukup tinggi akan bisa ditekan. Biaya logistik adalah semua biaya yang berhubungan dengan proses pengiriman dan penyimpanan barang dari titik asal hingga sampai ke tangan konsumen akhir.
 

Ilustrasi suasana di Pelabuhan Makassar yang merupakan salah satu pelabuhan kelolaan PT Pelindo Regional 4 di Makassar. Antara/ Suriani Mappong

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024