Jakarta (ANTARA) - Mengunjungi Solo Safari memiliki kesan yang berbeda dengan konsep kawasan wisata Taman Safari Indonesia lainnya. Solo Safari mengusung konsep berjalan menjadikan pengunjung dapat menikmati satwa-satwa yang ada di hadapannya dalam waktu lebih lama.

Solo Safari menawarkan kesempatan kepada para pengunjung untuk memberikan makan secara langsung kepada satwa yang ada di area kebun binatang itu.

“Konsep kami memang memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk lebih dekat dengan hewan-hewan, dengan cara berjalan dan bisa langsung memberi makan kepada hewan-hewan itu,” kata General Manager Solo Safari Shinta Aditya.

Pada pintu masuk, pengunjung akan disuguhi penampilan ular piton berwarna kuning, dengan berat hingga 3,5 kg yang bisa diajak untuk berfoto, tentu harus didampingi oleh penjaga hewan tersebut.

Selanjutnya, di atas danau yang langsung menuju ke Bengawan Solo, pengunjung akan bisa menyaksikan berbagai satwa, seperti lutung, orang utan, siamang dan juga pelikan, seolah menyambut para pengunjung dengan hangat.

Berjalan tidak jauh dari danau tersebut, Safari Solo menghadirkan satwa yang hidup di gurun pasir, yakni unta. Tidak hanya dapat dilihat dan diberi makan, satwa ini juga bisa dinaiki oleh pengunjung.

Tepat berada di hadapan kawasan Middle East, konsep Afrika Savana langsung menyambut para pengunjung dengan berbagai binatang khas negara itu, seperti zebra dan burung unta, yang dijadikan satu tanpa penyekat.

Meskipun dijadikan satu, mereka tidak pernah bertengkar dan pengelola memang tidak ingin memberikan sekat terhadap satwa-satwa tersebut.

Satwa yang dihadirkan dari Safari Solo ini memang tergolong banyak dan dapat memberikan kepuasan terhadap para pengunjungnya. Tidak heran, jika dampak dari perombakan wajah baru yang dulunya dikenal sebagai Kebun Binatang Jurug ini banyak dikunjungi warga setiap harinya.

Berbagai edukasi dan juga penampilan dari satwa-satwa jinak ini juga disajikan, seperti penampilan dari gajah asal Sumatera, yang seolah bisa diajak untuk berinteraksi oleh pengunjung.

Solo Safari (ANTARA/Chairul Rohman)
Pada penampilan yang berdurasi kurang lebih 20 menit itu, dua Gajah Sumatera menampilkan kecerdasannya dengan melakukan berbagai peragaan, seperti penyambutan dengan mengalungkan bunga kepada pengunjung terpilih, hingga memeragakan bagaimana mereka ketika diperiksa kesehatannya.

Tidak hanya penampilan gajah yang pintar dan bisa menghibur pengunjung, penampilan Nadia (orang utan) bersama dengan kawan-kawannya, seperti burung hantu, burung kakak tua, elang, hingga binturong, juga menjadi sajian yang banyak dinanti oleh pengunjung.

“Saya berkunjung ke lokasi ini membawa keluarga saya, tidak hanya bisa melihat dan memberi makan ke bintang secara langsung. Area wisata ini juga bisa dijadikan edukasi, seperti tadi yang di tempat pertunjukan gajah. Pegawainya itu kan banyak memberikan edukasi kepada kita dan juga anak-anak yang berkunjung,” ucap Sri Utami, pengunjung asal Solo.


Fasilitas baru

Menutup akhir tahun 2023, Solo Safari menawarkan berbagai macam fasilitas dan juga satwa-satwa baru bagi para pengunjung setia, sekaligus menyambut mereka yang hendak menghabiskan masa libur akhir tahun di kawasan wisata tersebut.

Grand Opening yang dilakukan pada 22 Desember 2023, membuat pengelola Taman Safari Solo memberikan pengalaman berbeda kepada para pengunjung kebun binatang yang memiliki konsep “Walking Safari”.

Solo Safari (ANTARA/Chairul Rohman)
Terkait fasilitas baru yang tidak hanya fokus pada pengembangan satwa, Solo Safari juga menyajikan berbagai hal baru, seperti wahana labirin pertama yang ada di Solo, lalu ada juga Zip Line.

Zip Line merupakan fasilitas yang wajib untuk dicoba oleh para pengunjung Safari Solo, karena menawarkan sensasi berbeda, yakni menikmati Solo Safari dari atas ketinggian yang melintasi area African Safana.

Sehingga dengan menggunakan fasilitas ini, membuat pengunjung dengan bebas melihat berbagai macam binatang Afrika dari ketinggian yang mereka pilih, baik 5 atau 10 meter.

Tidak hanya itu, Solo Safari juga menghadirkan kubah burung terbesar di Solo yang di dalamnya terdapat berbagai aneka macam burung yang sudah disediakan oleh pengelola.

Dalam kubah burung tersebut, para pengunjung bisa lebih dekat dengan berbagai fasilitas tersebut dengan berbagai ornamen buatan, seperti adanya air terjun buatan yang dapat menambah kesan asri.

Tidak hanya itu saja, pihak Solo Safari juga akan menghadirkan sebuah wahana baru bagi para pengunjung. Berbeda dengan lokasi safari lainnya, Solo Safari memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk memberi makan Harimau secara dekat dengan ruangan yang sudah disediakan.

Bahkan, para pengunjung juga bisa bersantai melalui kafetaria yang dihadirkan di atas bangunan atau kandang dari harimau tersebut.

Pihak Solo Safari juga dikabarkan akan segera menghadirkan satu buah museum bersejarah untuk mengenang musisi legendaris asal kota tersebut, yaitu Museum Gesang yang berada dekat dengan Floating Market.

Hadirnya museum tersebut karena lokasi Solo Safari yang bersebelahan dengan Bengawan Solo, sebuah lagu yang membawa nama Gesang tenar ke berbagai mancanegara.

Tepat di sebelah lokasi museum, Solo Safari akan membuka sebuah tempat makan yang memberikan pandangan yang berbeda untuk para pengunjung melalui Bengawan "Floating Resto".

Di lokasi itu, terdapat beberapa lokasi tempat makan yang seolah mengambang di danau yang bersebelahan dengan Bengawan Solo. Nantinya, danau itu juga akan dihiasi dengan berbagai binatang, seperti black swan dan juga pelikan.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023