Palu (ANTARA News) - Lebih 300 perempuan janda korban kerusuhan Poso akan melakukan reuni dalam suatu forum dialog bertajuk rekonsiliasi yang difasilitasi oleh Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Sabtu (29/7). Kapolda Sulteng Brigjen Pol Oegroseno di Palu, Jumat, mengatakan, pertemuan para janda korban kerusahan yang akan dimeriahkan sejumlah artis ibukota itu bertujuan mempererat silatuhrahmi dan memberikan ruang penyampaian keluh-kesah mereka sebagai korban yang paling menderita saat dan pasca konflik. Selain itu, mendorong para janda tersebut menjadi motor untuk mengkampanyekan kedamaian di Poso, daerah yang sebelumnya terkenal dengan industri kerajinan kayu hitam (ebony). "Mereka (janda) umumnya ibu dari anak yang mengalami trauma konflik, selain dirinya sendiri. Karena itu, dengan adanya pemahaman rekonsiliasi para janda ini, diharapkan menularkan kepada anak-anak mereka," katanya. Pada acara itu, pihak Polda Sulteng mengundang empat psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yakni Hendro Prabowo, Diana Setyanti, Wida, dan Hasanah. Para psikolog tersebut akan menggali sejauhmana dampak psyhis yang dialami pada janda korban kerusuhan sebagai bahan untuk program konseling. Sementara artis ibukota yang hadir untuk memeriahkan suasana dan menghibur para janda tersebut, antara lain Jihan Amir, Kristina, Dewi Ramlah, Agustina, dan Silva. Kapolda Oegroseno mengharapkan program kali pertama ini mendorong berbagai kalangan untuk melakukan kegiatan serupa guna mempercepat pemulihan trauma dan mendorong rekonsiliasi masyarakat Poso.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006