penerimaannya kan jauh di atas target, kalau tidak salah sekitar 110 persen ya dari target, tapi belanjanya hanya 95-96 persen
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menilai bahwa sebenarnya masih ada ruang optimalisasi belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023.

Menurut dia, pemerintah seharusnya dapat memaksimalkan pemanfaatan penerimaan negara guna mendorong sektor konsumsi domestik.

“Menurut saya tahun ini tidak maksimal ya intervensi dari APBN fiskal, karena sebetulnya penerimaannya kan jauh di atas target, kalau tidak salah sekitar 110 persen ya dari target, tapi belanjanya hanya 95-96 persen,” kata Faisal di Jakarta, Rabu.

Adapun realisasi sementara pendapatan negara pada APBN 2023 tercatat Rp2.774,3 triliun, setara 112,6 persen dari target APBN 2023 atau 105,2 persen dari target Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 tahun 2023.

Sementara realisasi belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp2.240,6 triliun, setara 99,7 persen dari target APBN 2023, atau 97,3 persen dari target Perpres 75/2023.

Kemudian defisit pada APBN2023 mengalami penurunan menjadi Rp347,6 triliun atau 1,65 persen.

Faisal mengatakan pada 2023, Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang juga turut dipengaruhi oleh penciptaan lapangan pekerjaan yang kondisinya relatif belum pulih seperti masa pra pandemi. Permasalahan tersebut sebetulnya diharapkan mampu diantisipasi atau didorong melalui intervensi kebijakan fiskal dari APBN 2023.

“Sebetulnya intervensi kebijakan fiskal untuk mendorong sektor riil, nah ini mesti dibutuhkan tapi belanjanya belum maksimal,” ujarnya.

Dalam Konferensi Pers Kinerja dan Realisasi APBN 2023 yang digelar Selasa (2/1), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa total belanja negara tumbuh 0,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,096,3 triliun.

Dengan rincian belanja pemerintah pusat turun 1,7 persen menjadi Rp2.240,8 triliun dan transfer ke daerah naik 8 persen secara tahunan menjadi Rp881,3 triliun.

Adapun keseimbangan primer APBN 2023 tercatat surplus Rp92,2 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Menkeu mengatakan surplus keseimbangan primer pada 2023 merupakan yang pertama kalinya sejak 2012.


Baca juga: Kemenkeu catat belanja pegawai 2023 capai Rp260,9 triliun
Baca juga: Realisasi belanja negara tembus 100 persen, capai Rp3.121,9 triliun
Baca juga: Menkeu sebut defisit APBN 2023 turun jadi 1,65 persen

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024