Penerbangan domestik di Bandara Komodo Labuan Bajo sejauh ini berjalan normal, meski pada 2 Januari 2024 terpantau oleh satelit bahwa sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai ruang udara Manggarai Barat dengan ketinggian di atas 10.000
Labuan Bajo (ANTARA) - Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo mewaspadai sebaran debu vulkanik dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dapat berdampak terhadap keselamatan penerbangan.

"Kami dari pihak bandara atas koordinasi Kantor Otoritas Bandar Udara IV di Bali diminta bahwa semua bandara harus tetap waspada terkait perubahan angin yang mengakibatkan abu vulkanik kemungkinan sampai pada titik terjauh," kata Kepala Kantor UPBU Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono saat ditemui di Labuan Bajo, Rabu.

Dia menjelaskan penerbangan domestik di Bandara Komodo Labuan Bajo sejauh ini berjalan normal, meski pada 2 Januari 2024 terpantau oleh satelit bahwa sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai ruang udara Manggarai Barat dengan ketinggian di atas 10.000 ribu kaki.

"Kemarin pukul 18.18 WITA ada pemberitahuan oleh BMKG bahwa sudah ada penyebaran (abu vulkanik) hingga Bandara Komodo, padahal sangat jauh. Tetapi kita lihat kemarin semua penerbangan masih berjalan normal dan lancar. Artinya tidak ada kendala yang signifikan, karena mungkin abunya sudah cukup menyebar tidak menggumpal dan tidak berbahaya untuk penerbangan, tetapi kami diminta untuk tetap waspada karena pengaruh angin bisa membawa abu vulkanik," katanya.

Baca juga: PVMBG imbau masyarakat selalu gunakan masker hindari abu vulkanik

Baca juga: BPBD Flores Timur tangani korban erupsi Gunung Lewotobi


Dia mengaku terus berkoordinasi dengan BMKG dan bersama insan maskapai penerbangan terus memantau sebaran debu vulkanik dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Komodo Maria Patricia Christin Seran mengatakan pantauan terkini perkembangan sebaran abu vulkanik di aplikasi SIAM BMKG, bahwa daerah sebaran abu vulkanik sudah tidak mencapai wilayah Manggarai Barat.

"Jika melihat dari pemodelan cuaca untuk arah angin, maka pergerakan debu vulkanik menuju ke barat seperti juga yang sudah disebutkan dalam sandi SIGMET ini dengan kecepatan pergerakannya 5 knot atau sekitar 9-10 km/jam. Nanti akan ada update atau pembaruan dari informasi SIGMET terkait sebaran abu vulkanik ini," katanya.

Untuk dampak pada penerbangan, lanjut dia, BMKG selalu berkoordinasi dengan lembaga penerbangan terkait sebaran abu vulkanik dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"BMKG pun juga sudah memberikan informasi kepada lembaga penerbangan untuk menghindari area-area di sekitar sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi ini dalam bentuk berita sandi SIGMET sesuai dengan peraturan penerbangan yang berlaku," katanya.

Baca juga: BMKG sebut ada sebaran debu vulkanik erupsi Lewotobi di udara

Baca juga: Pemkab optimalkan layanan kesehatan warga terdampak erupsi Lewotobi

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024