Belitung (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bergerak cepat menangani laporan kerusakan dan gangguan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di daerah itu.

Kepala Dinas Perhubungan Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Jumat mengatakan gerak cepat ini sebagai wujud pelayanan responsif dan prima Dishub Belitung kepada masyarakat.

"Dishub Belitung merespon cepat aduan dan laporan dari masyarakat terkait dengan PJU yang mati atau bermasalah," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah aduan dan laporan masyarakat terkait kerusakan PJU yang disampaikan melalui kanal Belitung Saluran Aspirasi Pengaduan (Besadu) di Diskominfo Belitung berhasil ditindaklanjuti.

"Alhamdulillah, laporan yang masuk di 'Besadu' dapat kami tangani dengan cepat dan akurat sehingga dalam waktu beberapa menit saja sudah bisa kami perbaiki dan lampu PJU kembali menyala," ujarnya.

Menurut Ramansyah, laporan kerusakan PJU di daerah itu dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan dikarenakan faktor cuaca ekstrem (hujan dan petir).

"Kami tidak menampik dan memungkiri bahwa lampu PJU yang mati sebagian disebabkan oleh sambaran petir. Namun kami tetap bergerak cepat untuk mengganti dengan lampu yang baru sehingga pelayanan masyarakat untuk lampu jalan terus terwujud," katanya.

Selain itu, lanjut dia, guna terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Dishub Belitung dalam waktu dekat akan meluncurkan Satgas Kerja untuk Belitung Terang (Kunang).

"Salah satu peran dari Satgas 'Kunang' adalah turun langsung menangani laporan kerusakan PJU. Kami akan memperkuat SDM karena sekarang baru ada enam petugas kami akan tambah 15 petugas lagi sehingga menjadi 21 petugas," ujarnya

Selain itu, kata Ramansyah, Dishub Belitung juga akan meluncurkan nomor layanan pengaduan (hotline) terkait kerusakan PJU di wilayah itu.

"Sehingga masyarakat nantinya bisa melaporkan langsung ke Dishub Belitung melalui nomor layanan pengaduan atau tetap masih bisa melaporkan kerusakan PJU melalui kanal 'Besadu'," katanya.

Pewarta: Kasmono
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024