Musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa
Jakarta (ANTARA) - Badan Litbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan  musik dan film menjadi instrumen penting dalam upaya penguatan nilai-nilai moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.

"Musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa," ujar Kepala Balitbang Diklat Kemenag Amien Suyitno dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Suyitno mengatakan dalam penyelenggaraan Devotion Experience (Dev-X) Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kemenag di JCC Senayan pada 5-7 Januari 2024, Balitbang Diklat menggelar berbagai macam kegiatan seperti dialog publik, pagelaran musik, dan pemutaran film moderasi beragama.

Baca juga: Kementerian Agama berupaya menjangkau kaum muda melalui Dev-X

Dalam gelaran musik, legenda dangdut Indonesia Rhoma Irama menjadi sorotan utama. Selain itu sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik turut memberikan warna, diantaranya Donny Evans yang menjadi juara 1 lomba musik moderasi beragama dan Siska Septiani yang menjadi juara 1 Forsa Idol tingkat nasional, serta Ayuning Niwang Nastiti kontestan KDI 2018.

Para penampil tersebut membawakan sejumlah lagu bertema moderasi beragama. Mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi sarana efektif untuk menyuarakan pesan-pesan agama yang cinta damai.

Baca juga: Siswa MAN 2 Lampung sukses konversi Vespa 2 Tak jadi motor listrik

Sementara itu Rhoma Irama di depan para penonton mengungkapkan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa.

Menurutnya, sejak 13 Oktober 1973 ia mendeklarasikan Soneta sebagai "The Voice of Muslim."  Hingga kini Rhoma Irama terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.

Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, sebagaimana Rhoma Irama diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia. Di sana, keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.

Berkat moderasi beragama, Rhoma Irama melihat adanya local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Dengan hati-hati, ia mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.

Baca juga: Jihad lewat musik lebih efektif
Baca juga: Jalan Panjang Moderasi Beragama untuk kerukunan umat manusia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024