Baghdad (ANTARA News) - Serangan-serangan di Irak menewaskan 13 orang, Selasa, termasuk empat orang yang tewas akibat ledakan yang ditujukan pada jamaah Syiah, sementara kelompok garis keras membom satu pipa minyak penting, kata para pejabat.

Serangan-serangan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian aksi kekerasan yang pihak keamanan gagal cegah, kendatipun personel keamanan yang melakukan operasi-operasi besar terhadap kelompok garis keras mengatakan mereka berhasil melakukan sejumlah penangkapan, termasuk 82 orang, Senin.

Dalam serangan yang paling banyak menelan korban jiwa pada Selasa, satu bom mobil meledak setelah Shalat Dzuhur di Azh-Zharaa Husseiniyah, satu tempat shalat warga Syiah di selatan Baghdad, sehingga menewaskan empat orang dan mencederai 14 orang lagi.

Para anggota kelompok garis keras melancarkan serangan terhadap masjid-masjid Sunni dan Syiah tahun ini, sehingga menimbulkan kecemasan mengenai kembalinya konflik sektarian di Irak, yang mencapai puncaknya tahun 2006-2007 dan menewaskan puluhan ribu orang.

Di Provinsi Kirkuk, Irak Utara, satu bom mobil menewaskan tiga polisi, sementara bom-bom juga menewaskan seorang tentara, seorang petempur anti-Al Qaida, Sahwa, dan dua warga sipil di Provinsi Salaheddin, utara ibu kota itu.

Dan di Provinsi Nineveh, juga di Irak Utara, para pria bersenjata menembak mati seorang mantan tentara dan seorang warga sipil.

Para penyerang juga membom satu pipa minyak penting yang menyalurkan minyak dari Irak utara ke Turki, dekat kota Albu Jahasg di Provinsi Nineveh.

Serangan itu menghentikan ekspor minyak melalui pipa itu, kata seorang pejabat senior dari Perusahaan North Oil , dan menambahkan produksi masih berlanjut, tetapi minyak ditampung di tangki-tangki.

Perbaikan pipa, yang membentang dari pusat kota minyak Kirkuk, Irak Utara, ke pelabuhan Ceyhan di Turki diperkirakan akan memerlukan waktu antara satu dan tiga hari, kata pejabat itu.

Serangan itu terjadi sehari setelah bom-bom yang ditargetkan pada satu kafe, lapangan sepak bola dan satu pasar di daerah-daerah utara Baghdad yang menewaskan 28 orang.

Kementerian dalam negeri, Senin, mengumumkan penahanan 82 orang yang diperkirakan anggota kelompok garis keras di provinsi-provinsi Saleheddin dan Diyala, 56 orang di antara mereka di kamp pelatihan Al Qaida.

Pihak berwenang berulang-ulang meningkatkan operasi-operasi keamanan -- di antaranya yang terbesar sejak pasukan tempur Amerika Serikat meninggalkan negara itu Desember 2011-- yang mereka katakan menyebabkan banyak anggota kelompok garis keras tewas atau ditangkap.

Tetapi apapun hasil yang dicapai operasi-operasi itu, mereka gagal menghentikan pertumpahan darah.

Aksi kekerasan di Irak meningkat tahun ini, dengan para pengamat mengatakan peningkatan itu didorong oleh kemarahan di kalangan minoritas Arab Sunni pada pemerintah yang dipimpin Syiah gagal diatasi kendatipun berbulan-bulan protes.

Serangan itu menewaskan 3.421 orang di Irak sejak awal tahun 2013, kata data yang dihimpun AFP-- rata-rata lebih dari 15 orang setiap hari, demikian AFP.

(SYS/H-RN/C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013