nyamuk aedes aegypti suka dengan air bersih
Jakarta (ANTARA) - Komsi E DPRD DKI Jakarta mengimbau agar jangan sampai ada genangan di rumah selama musim hujan untuk mencegah nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) berkembangbiak.
 
“Yang pertama harus bersih-bersih rumah sendiri mulai dari kamar mandi, dan dispenser karena nyamuk aedes aegypti suka dengan air bersih,” kata anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz Muslim di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.
 
Aziz menuturkan pada bagian yang ada air menggenang di rumah seperti bak mandi, ember, kaleng, dan barang bekas lainnya bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
 
Dengan rumah yang bersih dari genangan diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit DBD yang ditularkan dari gigitan nyamuk aedes aegypti.
 
Dia juga mengajak seluruh masyarakat membiasakan diri hidup sehat dan mengoptimalkan kegiatan pemberantas sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang (3M) barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
 
Selain imbauan kepada masyarakat, ia juga berharap Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyiapkan tenaga kesehatan (nakes), obat, dan kamar rawat inap untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD selama musim penghujan.
 
"Saya berharap seluruh rumah sakit di Jakarta harus bisa menampung saudara kita apabila ada yang terkena DBD,” tuturnya.
 
Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Tamansari Ngabila Salama menyampaikan DBD merupakan penyakit endemis yang terus ada dan bertahan di Jakarta. Bahkan, DBD memiliki pola jumlah kasus yang sama setiap tahun.
 
Ngabila mengungkap kasus DBD mulai meningkat pada setiap Desember dan akan mengalami puncak di April, sebelum akhirnya menurun kembali.
 
“Saat ini sudah memasuki musim penghujan bahkan diprediksi curah hujan yang lebat, untuk itu warga Jakarta diminta untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini akan timbulnya potensi DBD,” ujar Ngabila.
 
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan bahwa keberhasilan penerapan metode nyamuk wolbachia untuk mengatasi DBD adalah jika 60 persen populasi nyamuk aedes aegypti sudah ber-wolbachia.
 
"Parameter keberhasilan program jika 60 persen nyamuk aedes aegypti di wilayah sudah ber-wolbachia. Ini diperiksa valid nyamuknya di laboratorium langsung," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama sebelumnya.
Baca juga: Tidak benar bahwa nyamuk ber-Wolbachia bawa virus LGBT
Baca juga: Kemenkes pastikan nyamuk ber-Wolbachia tidak menyerang lebih ganas
Baca juga: Revolusi dan rahasia Wolbachia yang mengubah dunia

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024