Depok (ANTARA) - Doktor Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI) Dr. Wayu Eko Yudiatmaja, S.IP., MPA menyatakan inovasi dapat mempengaruhi daya saing bangsa karena dapat menjadi suatu instrumen untuk memenangkan persaingan di kancah global.

"Di era Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung saat ini, dibutuhkan organisasi sektor publik yang inovatif dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Oleh karena itu, inovasi harus menjadi perhatian serius di sektor publik," kata Dr. Wayu Eko Yudiatmaja di kampus UI Depok, Rabu.

Menurut dia, pegawai milenial, yakni pegawai yang lahir antara tahun 1980-2000, kerap mencerminkan perilaku inovatif di tempat kerja.

Dalam penelitiannya, Dr. Wayu menemukan beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku inovatif tersebut dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada task performance pegawai milenial di sektor publik.

Baca juga: UI buka pendanaan produk inovasi dan startup 2024

Baca juga: UI gelar Festival Inovasi kenalkan produk inovatif hasil kolaborasi


Studi yang dilakukan dalam lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya inovasi, iklim inovasi, dan expected images terhadap perilaku inovatif pegawai milenial.

Budaya inovasi lebih mampu mempengaruhi perilaku inovatif para pegawai milenial dibandingkan iklim inovasi. Hal ini sejalan dengan karakter pegawai milenial yang menginginkan fleksibilitas dan kebebasan (autonomy) dalam melaksanakan pekerjaannya, yang merupakan ciri dari budaya organisasi yang inovatif.

Berbeda dengan generasi sebelum dan sesudah mereka, pegawai milenial merupakan generasi yang menginginkan kebebasan yang lebih besar dalam melaksanakan pekerjaannya. Akibatnya, perilaku inovatif dapat meningkatkan task performance pegawai milenial.

Sementara itu, iklim inovasi merupakan budaya inovasi yang dipraktikkan dalam bentuk tindakan dan perilaku oleh setiap individu. Dalam praktiknya, proses internalisasi budaya inovasi berjalan lebih lambat di dalam organisasi publik jika dibandingkan organisasi bisnis.

Lambatnya implementasi budaya menjadi iklim inovasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disebabkan belum adanya koneksi antara sistem reward dengan perilaku kreatif dan inovatif yang sudah ditunjukkan oleh setiap pegawai.

Saat ini, tunjangan kinerja sebagai salah satu bentuk reward atas capaian pegawai belum mempertimbangkan inovasi individual.*

Baca juga: UI berdayakan lansia Depok dengan inovasi aplikasi "Lantera"

Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan inovasi material untuk pesawat terbang

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024