Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2009 sampai Juni 2013 sebagai pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah krisis ekonomi lima belas tahun lalu.

"Kita berhasil memacu pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9 persen per tahun, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun sebelumnya," katanya dalam pidato pengantar keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN 2014 dan Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Jumat sore.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan negara-negara besar dan negara maju.

Presiden juga mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu pertama pertumbuhan ekonomi periode 2004-2009 mencapai rata-rata 5,5 persen.

"Ketika mengawali masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu pertama, saya bertekad untuk melanjutkan agenda reformasi kita, beserta segenap komponen bangsa. Hasilnya telah kita lihat dalam sembilan tahun terakhir ini," katanya.

Menurut dia, di tengah berbagai tekanan persoalan seperti lain gejolak ekonomi dunia, bencana alam, maupun konsolidasi demokrasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menunjukkan catatan yang baik.

Presiden Yudhoyono juga menyampaikan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang pada 2004 tercatat 645 miliar dolar AS (dalam ukuran PPP) saat ini telah mencapai lebih dari 1,1 triliun dolar (PPP).

Sementara PDB per kapita yang tahun 2004 sebesar 1.177 dolar AS meningkat menjadi 2.299 dolar AS tahun 2009, dan mencapai 3.592 dolar AS pada 2012.

"Bila kita terus mampu menjaga pertumbuhan ekonomi kita, maka Insya Allah pada akhir tahun 2014, PDB per kapita akan mendekati 5000 dolar AS," katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa selama tahun 2012 dan 2013, Indonesia menjadi negara dengan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah China di G20.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013