Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer Samsung Electronics Co. menyatakan optimisme terkait potensi penggabungan dan akuisisi (M&A) pada tahun ini meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh situasi ekonomi global dan isu geopolitik.

"Hal ini terjadi meskipun setelah pandemi COVID-19, ada isu geopolitik global dan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan. Lingkungan untuk M&A tidak lebih baik dari sebelumnya," kata Wakil Ketua dan co-CEO di Samsung Electronics Han Jong-hee, dalam sebuah acara pers di hotel Caesars Palace di Las Vegas, sela-sela CES 2024.

"Kami terus mencari perusahaan sasaran dan menilai potensinya sebagai cara untuk memperkuat bisnis kami yang sudah ada dan menemukan mesin pertumbuhan masa depan," tambahnya.

Baca juga: Robot Ballie Samsung jadi proyektor yang mengikuti pemiliknya

Han menekankan bahwa Samsung Electronics telah berinvestasi di sekitar 260 perusahaan rintisan dan perusahaan ventura selama tiga tahun terakhir, mengikuti pedoman investasi strategisnya dalam lima sektor kunci yaitu kecerdasan buatan, kesehatan digital, teknologi finansial, robotika, dan mobilitas listrik.

Dia menyebut pembelian saham tambahan di Rainbow Robotics tahun lalu sebagai langkah untuk meningkatkan bisnis robotiknya, sebuah sektor yang dianggapnya memiliki potensi pertumbuhan besar.

Saat ini, Samsung Electronics memiliki 15 persen saham di perusahaan rintisan robotika humanoid Korea setelah membeli 10 persen saham pada Januari tahun lalu dan 5 persen tambahan empat bulan kemudian.

Selain itu, pada bulan November, anak perusahaan otomotif dan elektronik audio milik Samsung, Harman International, mengakuisisi platform streaming musik AS, Roon, dalam upaya untuk memperluas kehadirannya dalam sektor audio digital.

Harman diakuisisi oleh Samsung Electronics seharga 8 miliar dolar AS (Rp124 triliun) pada 2016, yang dikenal sebagai kesepakatan M&A besar terakhir perusahaan Korea tersebut.

Han mengisyaratkan beberapa berita mengenai merger dalam waktu dekat meskipun masih ada ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

"Kami terus melakukan M&A besar untuk memperkuat kepemimpinan kami di sektor-sektor tersebut," katanya. "Saya harap kita dapat menyusun rencana (lebih besar) tahun ini," tambah dia.

Terkait status operasi di tengah perang Rusia-Ukraina yang berlangsung bertahun-tahun, Han menjelaskan bahwa Samsung Electronics tidak memiliki rencana untuk menjual pabrik TV Rusia-nya yang telah menghentikan operasi.

"Pada saat ini, kami tidak mempertimbangkan untuk menjual pabrik tersebut," kata Han. "Sebaliknya, kami sedang mencari cara untuk menyewakan pabrik tersebut," pungkas dia. Demikian disiarkan Yonhap, Rabu (10/1) waktu setempat.

Baca juga: Google umumkan sistem berbagi Quick Share untuk Android di CES 2024

Baca juga: Samsung usung Galaxy A15 series unggulkan konektivitas NFC

Baca juga: Samsung gencar manfaatkan AI pada perangkat

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024