Nilai penjualan meningkat tipis 1,03 persen atau meningkat Rp576 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai Rp57,02 triliun.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi bidang analisis big data Compas.co.id merilis laporan yang menunjukkan total nilai penjualan sektor barang konsumen yang bergerak cepat (fast moving consumer goods/FMCG) di platform e-Commerce (perdagangan elektronik) tahun 2023 mencapai Rp57,6 triliun.

“Melalui metode crawling yang merekam seluruh transaksi di e-Commerce secara near real-time, Compas.co.id menemukan bahwa nilai penjualan meningkat tipis 1,03 persen atau meningkat Rp576 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai Rp57,02 triliun,” ungkap Co-Founder & CEO Compas.co.id Hanindia Narendrata, di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, Hanindia menerangkan sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan terbesarnya pada kuartal 4 yang mencapai Rp16,2 triliun, kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal 1 dengan Rp14,8 triliun, kuartal 2 Rp13,5 triliun, dan kuartal 3 yang menghasilkan Rp13 triliun.

Dari total nilai penjualan Rp56,7 triliun, kategori perawatan dan kecantikan memiliki kontribusi terbesar, yaitu 49 persen atau senilai Rp28,2 triliun, disusul makanan dan minuman dengan 20,4 persen atau Rp11,8 triliun, kesehatan 18,7 persen atau senilai Rp10,7 triliun, dan terakhir kategori ibu dan bayi dengan 11,9 persen atau senilai Rp6,8 triliun.

"Pembahasan 4 kategori FMCG di tahun 2023 ini cukup menarik, karena ada beberapa yang tumbuh cukup signifikan, dan ada beberapa penurunan. Pada kategori kecantikan dan perawatan naik 16 persen atau meningkat Rp3,8 triliun dibandingkan tahun lalu, dan pada kategori makanan dan minuman naik 9 persen atau meningkat Rp932 juta dibandingkan tahun lalu," kata Hanindia pula.

Peningkatan pada kategori kecantikan dan perawatan ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 9 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan pada kategori makanan dan minuman, ujarnya lagi, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp1,1 triliun atau meningkat 9 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara kategori barang yang mengalami penurunan, ungkap Hanindia, yaitu kategori ibu dan anak yang mengalami penurunan 2 persen atau senilai Rp81 juta dibanding tahun lalu, dimana fenomena boikot produk memberikan dampak yang cukup signifikan.

Penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan, menurun 12 persen atau senilai Rp1,2 triliun. Pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan di tahun 2023 lalu.

“Pada perilisan kali ini kami tidak hanya semata-mata memberikan informasi performa secara umum kepada publik, namun kami juga memberikan data terperinci, sehingga kami berharap dapat memberikan manfaat dan membantu bagi para pemilik brand (merek) dalam mengevaluasi dan benchmarking (menentukan tolok ukur) dengan industri," ujar Hanindia.
Baca juga: Peneliti Indef: Baru 22 juta UMKM yang sudah "go digital"
Baca juga: Pemerintah perlu dorong pelaku UMKM rambah platform digital

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024