Terdapat dua milestone utama yang menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terbaik di sektor eksplorasi
Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa 2023 menjadi tahun terbaik dalam penemuan cadangan migas untuk lebih dari dua dekade terakhir.

"Terdapat dua milestone utama yang menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terbaik di sektor eksplorasi," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat jumpa pers "Capaian Kinerja Hulu Migas 2023" di Kantor SKK Migas Jakarta, Jumat.

Dua milestone utama tersebut, yaitu total sumber daya yang ditemukan mencapai penemuan recoverable resource yang mencapai sekitar 805,1 juta barel setara minyak atau terbesar sejak penemuan di Lapangan Abadi 23 tahun yang lalu pada 2000.

Selain itu, terdapat dua penemuan sumber gas yang tercatat sebagai giant discovery di pemboran laut dalam di Geng North dan Layaran.

Menurut WoodMackenzie, Rystad Energy, dan S&P Global, kedua penemuan tersebut masuk ke dalam five biggest discoveries dunia di 2023.

Baca juga: SKK Migas sebut 15 proyek migas akan berproduksi di 2024

Baca juga: SKK Migas: Realisasi "lifting" minyak di 2023 sebesar 605,5 ribu BOPD


Dwi mengatakan SKK Migas juga telah berkoordinasi dengan ENI, perusahaan migas asal Italia sebagai operator Geng North untuk dapat mempercepat proses produksi pasca penemuan sumber gas besar tersebut sehingga dapat memperkuat neraca gas nasional.

Selain itu, dapat mendukung hilirisasi gas di wilayah tersebut dan menghidupkan kembali operasional Badak LNG Bontang dari dua train menjadi empat train dengan pasokan gas mencapai sekitar 1.700 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) atau setara dengan produksi di Abadi Masela.

"Kapan onstream (berproduksi)? tentu menunggu pengajuan plan of development (POD), tetapi kami sudah komitmen untuk melakukan percepatan-percepatan agar dapat segera diproduksikan," ucap Dwi.

Sebelumnya, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di WK South Andaman dengan potensi lebih dari 6 trillion cubic feet (TCF).

Temuan gas jumbo itu berasal dari umur eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.

WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

ENI juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. WK migas tersebut berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengharapkan penemuan beberapa sumber gas besar dapat mendukung target produksi Indonesia pada 2030, yaitu 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari (BSCFD).

"Kita kan punya target 12 BSCFD nanti 2030. Itu dengan Masela, Geng North, Timpan sama Layaran, itu kita baru dikumpul-kumpul gasnya baru 11,1 (TCF), masih 0,9 (TCF) lagi," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (5/1).

Baca juga: SKK Migas catat investasi hulu migas capai Rp210 triliun di 2023

Baca juga: SKK Migas optimalkan cadangan gas dengan kadar CO2 sebesar 30 persen

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024