Jakarta (ANTARA News) - PT Semen Gresik (Persero) Tbk. akan menanamkan modal sekitar Rp3 triliun untuk membangun pabrik baru dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun. Sumber dana investasi ini di antaranya Rp1 triliun diperoleh dari kas internal dan sisanya Rp2 triliun diupayakan dari penerbitan obligasi, kata Dirut Semen Gresik Dwi Sutjipto di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, pabrik semen baru yang akan dibangun berlokasi di Jawa, namun dia tidak menyebutkan lokasi yang pasti. Mengenai alasan pembangunan pabrik baru di Jawa karena permintaan semen 60 persen ada di Jawa. "Selain itu dalam pembangunan pabrik semen, ketersediaan bahan baku yang dekat dengan pabrik sangat penting karena akan sangat berpengaruh kepada biaya produksi," katanya. Pembangunan pabrik baru ini merupakan antisipasi peningkatan konsumsi semen pada tahun-tahun mendatang yang diperkirakan akan terus tumbuh. "Konsumsi semen Indonesia saat ini masih rendah yakni hanya 165 kg/kapita/tahun. Jumlah ini jauh di bawah Malaysia yang mencapai 400 kg/kapita/tahun, Thailand 300 kg/kapita/tahun dan Filipina 190 kg/kapita/ tahun. Ini berarti prospek industri semen pada tahun-tahun mendatang cukup bagus," tambahnya. Dengan pembangunan pabrik baru tersebut, kapasitas terpasang Grup Semen Gresik akan mencapai 18,3 juta ton per tahun, karena sekarang kapasitas terpasang mencapai 15,8 juta ton. Grup Semen Gresik terdiri atas Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa. Sementara itu mengenai kinerja Semen Gresik pada semester I 2006, Dwi Sutjipto mengatakan, meskipun konsumsi nasional semen pada semester I 2006 ini mengalami penurunan sekitar 3,3 persen, tetapi Semen Gresik masih bisa menyamai volume penjualan sama dengan tahun 2005 dengan pangsa pasar sekitar 47 persen. Perusahaan itu membukukan penjualan bersih senilai Rp4 triliun dengan laba bersih Rp663 miliar. Ia optimistis dalam semester II 2006 akan ada perningkatan konsumsi semen nasional, karena sejumlah proyek-proyek properti dan jalan tol mulai dilaksanakan. Karena itu, dia juga optimis proyeksi laba bersih sebesar 20 persen di atas laba bersih 2005 akan dapat dipenuhi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006