Saat ini kami tetapkan status siaga bencana dan lokasi rawan bencana itu terus kami  pantau, karena di situ sering terjadi banjir
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memantau 33 lokasi yang dinilai rawan terjadi bencana pada awal musim penghujan.

"Saat ini kami tetapkan status siaga bencana dan lokasi rawan bencana itu terus kami  pantau, karena di situ sering terjadi banjir. Wilayah paling berisiko ada di Kota Pangkalpinang yakni kawasan Kampung Bintang dan sekitar Gedung Nasional. Dua lokasi itu di bawah permukaan laut sehingga rentan banjir," kata Kepala BPBD  Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa.

Selain Kota Pangkalpinang yang berisiko bencana, kata dia, Kabupaten Bangka Barat juga memiliki risiko tinggi terjadi banjir yang disebabkan sedimentasi, antara lain di Kampung Ulu dan Desa Cupat.

Di lokasi itu, lanjutnya, ada beberapa tempat yang selama ini menjadi resapan air yang dipergunakan untuk keperluan lain, seperti tambak udang dan pertambangan, sehingga harus dibuat saluran air yang besar.

Baca juga: 400 rumah di Kelurahan Gedung Nasional Babel terendam banjir

Dengan tingginya risiko terjadi bencana di 33 lokasi rawan tersebut, kata dia, Pemprov Babel telah menetapkan status siaga bencana sesuai arahan dan perintah dari Penjabat (Pj) Gubernur Babel.

"Kami telah menggelar apel dan menginspeksi peralatan dan perlengkapan kebencanaan yang ada di BPBD Babel. Tadi Pj Gubernur juga telah menghubungi BNPB agar mereka dapat segera turun ke Babel melakukan pemeriksaan berbagai alat perlengkapan kebencanaan yang rusak agar bisa segera diperbaiki," katanya.

Mikron menjelaskan jumlah perlengkapan kebencanaan di BPBD Babel saat ini tersedia 16 unit yang merupakan pengadaan langsung dari BNPB, antara lain mobil komunikasi dengan satelit, perahu amfibi, perahu penyelamatan, kendaraan roda empat, dan sepeda motor.

Dari 16 alat perlengkapan tersebut terdapat dua alat yang sudah tidak bisa digunakan yakni mobil komunikasi dengan satelit yang providernya hanya bisa digunakan pada saat terkoneksi langsung, dan perahu amfibi yang rusak karena peralatan yang dibutuhkan harus langsung dibeli satu set dari mesin sampai kemudi.

Selain itu BPBD Babel juga memiliki perlengkapan kebencanaan yang sudah disiapkan, yakni mobil crane, mobil serba guna, mobil minibus, dan sejumlah sepeda motor.

Baca juga: Pemprov Babel siapkan Rp30 miliar dana tak terduga untuk bencana
Baca juga: BPBD Babel: Waspadai angin puting beliung dan petir

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024