Jakarta (ANTARA) -
Penyewa kios (tenant) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengeluhkan turunnya omzet penjualan karena belum pulihnya jumlah penumpang di bandara tersebut sejak pandemi COVID-19.
 
"Pemasukan turun sekitar 60-70 persen karena penumpang sepi. Padahal setelah revitalisasi kan harusnya jumlah penumpang bertambah," kata salah satu penyewa kios, Silvi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.
 
Revitalisasi itu mengakibatkan aktivitas Bandara Halim Perdanakusuma sempat terhenti. Namun setelah revitalisasi hingga kini jumlah penumpang belum pulih total.

Menurut dia, belum pulihnya jumlah penumpang mengakibatkan penurunan drastis omzet penjualannya. Bahkan sejak Desember 2022 saat proses revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma sudah rampung, penyewa kios terpaksa mengurangi jumlah pegawainya.

Baca juga: Jumlah penumpang pesawat di Bandara Halim meningkat usai revitalisasi
 
Mereka memberhentikan sejumlah pegawai untuk mengurangi biaya pengeluaran uang sewa kios di Bandara Halim Perdanakusuma dan agar usahanya tetap dapat berjalan.
 
"Sewa harus bayar sementara pemasukan enggak ada. Ada (tenant) yang mengurangi dari tadinya 14 orang pegawai sekarang ada tujuh, lima. Saya di sini lima, sebelumnya 12 pegawai," ujarnya.
 
Hal itu lantaran Indonesia dilanda pandemi COVID-19 yang mengakibatkan jumlah penumpang anjlok dan dalam proses revitalisasi para penyewa kios masih tetap harus membayar sewa.

Baca juga: Penumpang nilai harga tiket pesawat saat libur Natal 2023 masih wajar
 
Dia mengaku sudah berupaya melayangkan surat kepada pengelola Bandara Halim Perdanakusuma untuk meminta keringanan biaya sewa, tapi hal tersebut tak disetujui.
 
"Harapan kita kalau penurunan biaya sewa enggak bisa. Kalau enggak bisa tambah jadwal penerbangan, adain promo biar penumpang kembali ramai seperti sebelum pandemi COVID-19," tuturnya.
 
Menanggapi hal itu, pihak Bandara Halim Perdanakusuma menyatakan masih berupaya meningkatkan jumlah penumpang agar kembali normal seperti sebelum pandemi COVID-19.
 
Humas Bandara Halim Perdanakusuma, Nadia Putri Andrian di Bandara Halim, Jakarta Timur, Selasa, mengatakan, bila dibanding tahun 2018 jumlah penumpang sekarang setelah revitalisasi memang belum pulih total.

Baca juga: Bandara Halim Perdanakusuma tingkatkan ketepatan waktu penerbangan
 
Pada 2018 atau sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma tercatat sebanyak 7.289.885 orang.
 
Namun, kata dia, sejak pandemi merebak di Indonesia pada awal 2020 jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma mulai mengalami penurunan cukup signifikan.
 
"Pada akhir tahun 2021 hingga pertengahan tahun 2022, dilakukan revitalisasi 'runway' bandara yang menyebabkan operasional penerbangan dihentikan untuk sementara waktu," kata Nadia.
 
Namun, dia membantah bila terjadi penurunan karena pada 2022 saat revitalisasi jumlah penumpang tercatat 978.163 orang. Pada 2023 tercatat sebanyak 3.660.750 orang dengan rata-rata jumlah penumpang 10 ribu orang per hari. 

Baca juga: Bandara Halim menambah jadwal penerbangan selama libur Natal 2023
 
Fluktuasi jumlah penumpang mencerminkan di era saat ini industri penerbangan dihadapkan pada tantangan lebih kompleks. "Ini akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan," kata Nadia.
 
Belum pulihnya jumlah penumpang diperkirakan karena sejumlah faktor di antaranya kenaikan harga tiket penerbangan dan bertambahnya pilihan moda transportasi.
 
Guna menambah jumlah penumpang agar dapat kembali pulih sebagaimana sebelum pandemi COVID-19, Bandara Halim Perdanakusuma sudah menyiapkan sejumlah langkah.
 
"Upaya untuk menjawab tantangan tersebut salah satunya adalah perluasan area 'check-in hall' dan 'Baggage Handling System' (BHS), perluasan SCP 2 dan perluasan area ruang tunggu penumpang bandara," ujarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024