Jakarta (ANTARA) - Konferensi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (KISIP) 2024 telah sukses dilaksanakan di Jakarta pada 17-18 Januari 2024 melalui keterlibatan kolektif dari berbagai pemangku kepentingan dengan menciptakan ruang kolaboratif bagi akademisi dan pengamat sosial-politik untuk mendiskusikan dan merancang strategi melawan tantangan yang muncul dari disinformasi terkait Pemilihan Umum (Pemilu).

Mengusung tema "Mengamankan Demokrasi: Tanggapan Beragam terhadap Disinformasi Pemilihan Umum", KISIP 2024 berakar dari transisi politik penting yang akan datang selama pelaksanaan pesta demokrasi 2024. Acara ini menggarisbawahi komitmen negara untuk menjaga demokrasi yang digagas Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia dan Google Indonesia.

"Seiring dengan pertumbuhan penggunaan internet dan media sosial, diperkirakan akan terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam misinformasi terkait pemilihan karena lebih dari 65 persen pemilih, terutama dari Generasi Z dan Milenial, mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama mereka," kata Direktur Eksekutif Bidang Riset CSIS Indonesia Shafiah Muhibat melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menteri Budi ajak warga gunakan hak pilih pada 14 Februari

KISIP 2024 bekerja sama dengan Universitas Monash, Universitas Islam Internasional Indonesia, Universitas Prasetya Mulya, dan Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia.

Sementara itu peneliti dari Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Indonesia Noory Okthariza menjelaskan untuk memahami risiko dan struktur disinformasi dalam Pemilu 2024, maka evaluasi Pemilu 2019 dan diskusi daring terkini sangat penting. Selain politik identitas dan polarisasi dari pemilihan sebelumnya, demografi pemilih muda telah menjadi indikator signifikan dari penyebaran informasi.

"Menurut Komisi Pemilihan Umum Indonesia (KPU), pemilih muda (usia 17-40 tahun) akan menyumbang 52 persen dari demografi pemilih. Itulah mengapa penanganan tantangan beragam misinformasi di platform media sosial sangat penting, mencakup aspek teknologi hingga politik dan hukum," tambah Okthariza.
Kepala Bagian Humas dan Informasi Publik KPU RI Reni Rinjani Pratiwi (kiri) dan Peneliti CSIS Noory Okthariza (kanan) dalam diskusi KISIP 2024 di Jakarta, Rabu (17/1). (ANTARA/Ahmad Faishal)


Sejak tahun lalu, Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS bekerja sama dengan Google Indonesia menginisiasi Safer Internet Lab (SAIL) untuk secara proaktif melawan gangguan informasi lebih dekat dengan sumbernya. Melalui keterlibatan kolektif dari berbagai pemangku kepentingan, SAIL berupaya memahami dan mengatasi kompleksitas, kebutuhan, dan tantangan yang melekat pada disinformasi pemilihan.

Baca juga: Akademisi: Etika komunikasi penting cegah segregasi jelang pemilu

Dalam hal ini, SAIL dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia terhubung melalui penelitian dan keterlibatan kolaboratif. Hadir dalam KISIP 2024, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria yang menekankan bahwa sebanyak 87 persen masyarakat dari negara yang akan menyelenggarakan pemilu pada 2024 percaya bahwa disinformasi telah berdampak pada kondisi politik di negaranya, dan hal ini perlu diantisipasi.

"Untuk melawan disinformasi, kita harus meningkatkan literasi digital terlebih dahulu, melakukan patroli siber 24 jam, dan menyediakan data kepada Polri agar mereka dapat menegakkan hukum. Oleh karena itu, acara hari ini (KISIP 2024) sangat penting sebagai bagian dari perang melawan disinformasi menjelang pemilihan 2024," ujar Wamen Nezar Patria dalam gelaran tersebut.

Bersama dengan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, sejumlah pembicara menghadiri acara KISIP 2024. Di antara pembicara terkemuka yang hadir adalah Staf Ahli Regulasi untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nur Syarifah, Kepala Bagian Humas dan Informasi Publik KPU RI Reni Rinjani Pratiwi, Rachmat Bagja dari Bawaslu Indonesia, Arianne Santoso dari Google Indonesia; Karissa Sjawaldy dari Meta Indonesia; dan Anita Wahid dari Institut Penelitian Kebijakan Publik.

Hari pertama KISIP 2024 terdiri atas satu sesi pleno yang berfokus pada "Tanggapan Beragam terhadap Disinformasi Pemilihan" dan dua diskusi panel dengan tema "Manipulasi Politik, Campur Tangan Pemilihan, dan Kampanye Disinformasi" serta "Tantangan Teknologi dan Inovasi dalam Melawan Disinformasi".

Sedangkan pada hari kedua, ada dua diskusi panel mengenai "Peran Media, Jurnalisme, dan Literasi Informasi di Era Disinformasi" dan "Hukum, Regulasi, dan Tata Kelola Menanggapi Disinformasi dan Moderasi Konten di Indonesia" dengan diskusi kebijakan akhir yang mengumpulkan perwakilan pemerintah dan pemangku kepentingan yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika, Google Indonesia, dan Meta Indonesia.

Baca juga: Wapres imbau kontestan kampanye terbuka jaga komitmen Pemilu damai

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024