Samarra, Irak (ANTARA News) - Ledakan bom mobil di sebuah pasar buah dan sayur di sebelah utara Baghdad pada Kamis malam menewaskan sedikitnya 11 orang, kata sejumlah pejabat.

Pemboman malam hari itu, yang terjadi di kota Samarra yang berpenduduk Sunni Arab, juga mencederai sedikitnya 26 orang, kata seorang polisi dan seorang dokter, lapor AFP.

Wanita dan anak-anak termasuk diantara mereka yang tewas dalam ledakan tersebut.

Bom itu meledak di tengah pasar tersebut sekitar pukul 18.45 waktu setempat (pukul 22.45), ketika warga miskin Irak datang untuk memanfaatkan penjualan barang yang harganya diturunkan karena pedagang tidak ingin kelebihan barang dagangan sebelum tutup toko karena sudah malam.

Pasar itu, yang dikenal penduduk setempat sebagai Mraydi, terletak di daerah Jiberia dan merupakan pasar pangan terbesar di kota tersebut.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Kekerasan itu terjadi sehari setelah sedikitnya 75 orang tewas dan lebih dari 200 cedera dalam gelombang serangan bom dan penembakan di Irak, termasuk pemboman di Baghdad.

Lebih dari 600 orang tewas dalam kekerasan di Irak sepanjang bulan, menurut hitungan AFP.

Serangan-serangan di Irak meningkat tahun ini, khususnya sejak operasi keamanan 23 April di sebuah lokasi protes Arab Sunni anti-pemerintah yang menyulut bentrokan-bentrokan yang menewaskan puluhan orang.

Kekerasan Kamis itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Ramadhan, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak melampaui 3.600 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013