Di era Covid-19 (2021) pun, di RPJMN itu Rp858,5 triliun, kita mencapai target Rp901 triliun
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan capaian kinerjanya mengurus investasi selama menjabat sejak 2019.
 
Dalam paparan realisasi investasi 2023 di Jakarta, Rabu, Menteri Bahlil membandingkan kinerja dirinya dengan pejabat terdahulu.
 
"Tahun 2015, zaman Pak Franky (Kepala BKPM Franky Sibarani), (target) RPJMN itu Rp519 triliun, alhamdulilah tercapai Rp545,40 triliun. Kemudian diganti oleh, saya pikir teman-teman sudah tahu, tidak perlu saya sebutkan namanya. Itu di 2016 ada reshuffle kabinet, kemudian pejabat terdahulu saya masuk dan itu target RPJMN Rp594,8 triliun, realisasinya Rp612,8 triliun," ungkapnya.
 
Kemudian, pada 2017 realisasi investasi mencapai Rp682,9 triliun dari target Rp678,8 triliun.
 
"Namun, pada 2018, wartawan catat ini, RPJMN kita Rp765 triliun, realisasi investasinya Rp721,30 triliun. Jadi, dalam fasenya, itu ada target yang tidak tercapai," katanya.
 
Bahlil menyebutkan saat dirinya masuk kabinet pada triwulan IV 2019, dari target investasi dipatok Rp817 triliun, pihaknya mampu melampaui target dengan capaian Rp826,3 triliun.
 
"Di era Covid-19 (2021) pun, di RPJMN itu Rp858,5 triliun, kita mencapai target Rp901 triliun. Bapak Presiden Jokowi meminta saya waktu itu dari Rp821 triliun harus naik jadi Rp900 triliun. Padahal Covid-19, alhamdulillah tercapai," katanya.
 
Tren peningkatan realisasi investasi terus terjadi, di mana realisasi investasi pada 2022 melampaui target Rp1.200 triliun dengan capaian Rp1.207,2 triliun dan capaian pada 2023 sebesar Rp1.418,9 triliun, melampaui target sebesar Rp1.400 triliun.
 
"Ini perbandingan antara pejabat terdahulu yang tamatan Harvard, yang sekolahnya hebat, dan pejabat sekarang yang tamatan STIE Port Numbay, alumni Jayapura. Ini datanya objektif," katanya.
 
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa sejak masuk kabinet pada Oktober 2019, dirinya telah diwariskan investasi mangkrak senilai Rp708 triliun.
 
Namun, ia mengklaim bahwa dalam kurun waktu tiga tahun investasi mangkrak itu telah berhasil dieksekusi sekitar 78,9 persen atau senilai Rp558 triliun.
 
"Yang lainnya tidak bisa kita eksekusi karena pandemi Covid-19 dan perusahaan-perusahaan itu mundur. Ini sekaligus sebagai laporan saya ke publik, bukan kita tidak bisa eksekusi, tapi memang perusahaannya mengalami problem internal segala macam," ungkapnya.
 
Sejumlah proyek mangkrak yang berhasil tereksekusi diantaranya proyek investasi Lotte Chemical yang sebelumnya mangkrak selama 4-5 tahun dan kini telah berprogres hingga 80 persen. Selain itu, ada pula proyek PLTA Cirata, yang sebelumnya merupakan proyek mangkrak selama lima tahun, kini telah diresmikan dan beroperasi.
 
"Pemimpin saya terdahulu tidak bisa menyelesaikan ini, karena memang ilmu lapangan tidak ada, sekolahnya di Harvard. Apa lagi menyelesaikan masalah pemain-pemain lapangan, dalam bahasa saya seperti hantu, yang bisa menyelesaikan masalah hantu ini hanya orang seperti hantu atau pernah berkawan sama hantu gitu," tuturnya.
 
Meski diwarisi proyek mangkrak, Bahlil mengaku tidak bisa marah. Ia menyebut sistem kepemimpinan di Indonesia bersifat berkelanjutan dan perbaikan. Namun, dia menekankan bahwa eksekusi sangat dibutuhkan dalam mengurus investasi.
 
"Menurut saya Menteri Investasi ini, siapapun yang memimpin, kalau hanya pidato-pidato, saya pikir, dipikirkan lagi lah. Karena yang dibutuhkan di sini adalah eksekusi," katanya.
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024