Kami ingin memperdalam pemetaan proses tata niaga karet di Sumut.
Medan (ANTARA) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I fokus memantau perkembangan industri karet di Sumatera Utara pada 2024.

"Kami ingin memperdalam pemetaan proses tata niaga karet di Sumut," ujar Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas di Medan, Rabu.

Menurut Ridho, sektor karet Sumut menjadi perhatian karena jumlah industri produsennya semakin sedikit, salah satunya akibat alih fungsi lahan karet menjadi sawit.

Baca juga: KPPU Kanwil I waspadai spekulan jelang Ramadhan 2024

Pada September 2023, KPPU Kanwil I menyatakan ada sembilan pabrik karet di Sumut yang tutup sejak 2016.

Situasi tersebut, dia melanjutkan, berpotensi membuat pelaku industri yang tersisa mengatur harga.

"Semakin sedikit pemainnya, potensi pengaturan harga semakin besar," kata Ridho.

Bukan cuma jumlah industrinya yang menurun, volume ekspor karet juga semakin melandai.

Pada Juni 2023, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyatakan, mulai dari tahun 2017 volume ekspor karet Indonesia turun rata-rata 10 persen setiap tahun.

Pada 2017, Indonesia mengekspor sekitar 3,3 juta ton karet, tetapi lima tahun kemudian turun menjadi sekitar 2,1 juta ton. Bahkan, kondisi tersebut membuat Indonesia terpaksa mengimpor sekitar 100 ribu ton karet setiap tahunnya.

"Padahal, permintaan karet dari negara seperti China besar. Ini membuat kami berupaya membantu petani karet dengan 'middleman' (perantara-red) dan produsen karena hampir 100 persen perkebunan karet di Sumut merupakan perkebunan rakyat," tutur Ridho.

Kemudian, KPPU Kanwil I juga mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi demi mendorong produksi karet.

Baca juga: KPPU fokus awasi sektor migas

Satu upaya yang menurut Ridho bisa dilakukan misalnya dengan menggalakkan produksi aspal karet di provinsi penghasil karet.

"Di sawit, pemerintah melakukan intervensi dengan program biodiesel yang membuat permintaan akan sawit tinggi. Itu juga dapat diterapkan di industri karet dengan produksi aspal karet," ujar dia.

Berdasarkan catatan perusahaan rantai pasok dan agribisnis nasional Gokomodo, pada tahun 2022, Sumatera Utara merupakan provinsi penghasil karet terbesar kedua di Indonesia setelah Sumatera Selatan.

Pada periode tersebut, Sumut menghasilkan 321.600 ton karet dan Sumsel 913.400 ton karet.

Kemudian, tiga provinsi penghasil karet terbanyak lainnya yaitu Jambi (317.600 ton), Riau (307.300 ton) dan Kalimantan Barat (255.800 ton).

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024