Jakarta (ANTARA News) - Gitaris kenamaan Dewa Budjana memamerkan sebanyak 34 gitar lukis karya seniman dan perupa di Museum Nasional, Jakarta Pusat.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat petang, gitaris band GIGI itu mengaku pada 2007 terpikir untuk memamerkan kumpulan gitar-gitar yang dilukis dan diukir para seniman.

Sejak itu, ia "berburu" perupa dan pelukis yang mau menuangkan karya diatas bilah gitarnya.

"Pada 2007 saya lontarkan ide untuk pameran. Kalau gitarnya sih sudah lama, dari 2002 sudah banyak yang dilukis. Cuma waktu itu belum niat menjadi koleksi yang layak," katanya.

Budjana bercerita, ada beberapa nama besar seperti Srihadi Soedarsono, Djoko Pekik, Sunaryo, Jeihan Sukmantoro dan Nyoman Gunarsa.

Dari angkatan yang lebih muda seperti Jango Paramarta, Made Sumadiyasa, Putu Sutawijaya dan Nyoman Masriadi.

Banyak rintangan yang dihadapinya ketika meminta seniman untuk berkarya diatas gitas. Menurut Budjana, wajar saja karena seni lukis, pahat dan instalasi di atas gitar yang diusungnya merupakan hal yang baru, bahkan di dunia.

"Saya bebaskan mereka mengeksplorasi gitar saya, bahkan seandainya mereka mau memotong-motongnya. Ada yang dilukis, diukir, ditempel perak bahkan sampai fungsinya sebagai gitar hilang. Tapi saya gembira karena semua adalah karya terbaik perupa terbaik kita," katanya.

Tak hanya pameran gitar, dalam rangkaian kegiatan yang dibuka sejak 30 Agustus-1 September 2013 itu juga diluncurkan buku berjudul "Dawai-Dawai Dewa Budjana" yang berisi cerita di balik layar gitar-gitar yang dipamerkan.

Buku yang dibuat dalam masa pengerjaan dua tahun itu ditulis oleh redaktur senior Kompas Bre Redana.

Selain itu, sejumlah fotografer profesional seperti Jay Subiakto, Rio Helmi, Darwis Triadi, Anton Ismael, Ray Bachtiar, Aryono Huboyo Djati dan Firdaus Fadlil.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013