Pontianak (ANTARA News) - Lalu lintas menuju Jembatan Kapuas I, Pontianak, dialihkan pada Jumat malam menyusul goncangan kuat pada badan jembatan Kapuas II saat ditabrak ponton bermuatan bauksit sekitar pukul 19.30 WIB.

Lalu lintas dialhkan ke jalur alternatif Sungai Ambawang dan ke arah Jembatan Kapuas II yang membentang di Desa Kapur - Jalan Ahmad Yani II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya dan melalui penyeberangan ferry.

"Untuk sementara lalu lintas dialihkan," kata Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar Polisi Mukson Munandar saat dihubungi.

Ia mengatakan tiang penyangga jembatan ditabrak ponton atau kapal tongkang tanpa dinding bermuatan bauksit dari arah Tayan, Kabupaten Sanggau. Saat ini ponton sedang dievakuasi karena masih tersangkut di bawah jembatan.

Untuk keamanan, polisi menutup jembatan tersebut. Lalu lintas dialihkan ke arah jembatan Kapuas II dan ferry penyeberangan yang berada di kawasan Siantan. Personel Sabhara bersama Polisi Lalu Lintas dari Polresta Pontianak mengamankan jalur tersebut.

Sementara dari Polisi Perairan Polda juga dikerahkan tiga kapal Airud masing-masing dnegan 10 personel berada di Sungai Kapuas, sekitar tiang penyangga jembatan tersebut.

"Kami belum berani membuka jembatan. Karena menunggu pemeriksaan dari tim teknis dari Dinas PU. Mungkin besok baru diperiksa," kata Mukson Munandar.

Ia menganjurkan warga memilih jalur alternatif yang ada untuk melanjutkan perjalanan.

Sebelumnya seorang petugas polisi di pos penjagaan jembatan Kapuas mengatakan guncangan saat tabrakan terjadi sangat kuat.

"Guncangannya kuat sekali," kata seorang polisi Aiptu Putu Ngurah.

Saat ini kondisi di sekitar jembatan tampak sepi dari lalu lintas kendaraan. Namun terdapat banyak warga dan petugas terkait di sekitar jembatan tersebut baik sekadar menyaksikan kondisi di jembatan maupun mengecek keadaan setelah ditabrak ponton.

Jembatan Kapuas I menghubungkan Kecamatan Pontianak Selatan dengan Kecamatan Pontianak Timur. Jembatan tersebut dibangun pada 1980 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1982 dengan dana senilai Rp6,06 miliar.
(N005/N002)

Pewarta: Nurul Hayat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013