Jakarta (ANTARA) - Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh disrupsi, Indonesia terus berupaya meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya. Program Kartu Prakerja, sebuah inisiatif pemerintah, muncul sebagai jawaban. Sementara GNI per capita Indonesia berada pada USD 4.070, masih berjarak dari target yang ditetapkan dalam Visi Indonesia 2045. Oleh karena itu, untuk memperkuat fondasi ekonomi negara, Prakerja hadir sebagai program pengembangan keterampilan bagi semua untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas angkatan kerja guna mempercepat langkah Indonesia menuju pencapaian Visi 2045.

Lembaga riset internasional J-PAL SEA (2021) melakukan studi riset terhadap efektivitas Program Kartu Prakerja mengungkapkan bahwa program ini meningkatkan peluang kerja dan kewirausahaan. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan baru sebesar 18%, tetapi juga peluang memiliki usaha naik signifikan hingga 30%. Pemanfaatan sertifikat pelatihan dalam pencarian kerja meningkat drastis sebesar 172%, sebuah bukti bahwa Prakerja bukan sekadar pelatihan, tetapi juga langkah strategis untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menjadi lebih kompetitif dan inovatif. Prakerja juga berperan dalam mengakselerasi inklusi keuangan. Peningkatan kepemilikan e-wallet sebesar 53% dan kecenderungan berbelanja daring yang naik 40% mencerminkan pergeseran perilaku konsumen menjadi lebih modern dan efisien, membuka peluang pasar lebih luas bagi wirausaha, dan meningkatkan kenyamanan serta efisiensi bagi konsumen.

Rofi, Alumni Prakerja Gelombang 54 dari Surakarta, menceritakan bagaimana Prakerja bisa membantu bisnis servis laptop miliknya saat Cangkrukan Alumni Prakerja Solo di hadapan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto

Dampak Prakerja terhadap peningkatan pendapatan patut diapresiasi. Berdasarkan studi Riset Presisi Indonesia (2021) menunjukkan bahwa penerima Prakerja mengalami peningkatan pendapatan per bulan sebesar 17-21% dibanding non-penerima. Ini setara dengan kenaikan Rp255.000 hingga Rp315.000, sebuah peningkatan signifikan, terutama dalam konteks pemulihan pasca-pandemi COVID-19. Lebih jauh, riset independen lain dari CIPG mengungkapkan temuan positif terkait peningkatan kompetensi dan produktivitas yakni meningkatkan keterampilan sebesar 78%, pengetahuan sebesar 83%, serta kemampuan menyelesaikan masalah dan cara berpikir di tempat kerja masing-masing sebesar 78% dan 79%. Ini menunjukkan bahwa Prakerja meningkatkan peluang kerja, mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kualitas dan adaptabilitas yang tinggi, siap untuk menghadapi tantangan dalam dinamika pasar kerja.

Terlebih, berlandaskan mandat yang tertuang dalam Perpres 36/2020 jo. Perpres 76/2020 dan pembaruan melalui Perpres 113/2022, penting untuk menggarisbawahi bahwa Prakerja dirancang sebagai sebuah prakarsa yang tidak hanya menyasar mereka yang sedang menganggur, tetapi juga individu yang sedang bekerja atau untuk mengembangkan usaha mereka. Inisiatif ini, yang dikenal karena skala besar dan inklusivitasnya, telah menunjukkan diri sebagai praktik baik dalam mengakselerasi produktivitas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, hasil riset dan evaluasi independen yang telah dilakukan oleh lembaga internasional maupun nasional menunjukkan bukan hanya angka-angka statistik, melainkan cerminan dari efektivitas nyata program dalam memperkuat fondasi ekonomi serta membuka lebar pintu peluang bagi setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024