Jakarta (ANTARA News) - Toyota Fortuner diharapkan mampu mendongkrak ekspor otomotif di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini.

Kendaraan SUV yang pertama kali diluncurkan pada 2005 itu merupakan salah satu produk andalan ekspor produsen otomotif itu.

Rata-rata negara tujuan ekspor SUV ini adalah wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah. "Sekarang (ekspor) memang lagi menguntungkan. Kemarin ketemu Pak Hidayat (Menteri Perindustrian) saat bahas soal IIMS salah satu agendanya adalah untuk meningkatkan ekspor, ya salah satunya mungkin bisa dari Fortuner," jelas Johnny di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, meningkatkan volume ekspor tidaklah semudah membalikan tangan. Pasalnya, komponen penyusun kendaraan masih menggunakan bahan baku yang masih harus diimpor. "In case (kalau-kalau--red) ada permintaan ekspor lebih, tentu akan dipenuhi," katanya.

Berdasarkan data TAM, ekspor kendaraan terus mengalami tren peningkatan mulai 2010. Pada 2012, total ekspor kendaraan yang didominasi varian Innova dan Fortuner mencapai 40.984 unit. Sedangkan pada periode Januari-Juli 2013 mencapai 25.640 unit.

Johnny sendiri mengklaim bahwa jumlah tersebut adalah yang terbesar dari total ekspor otomotif nasional.

"Berdasarkan data Gaikindo, sekitar 55-60 persen--kalau ga salah--itu adalah kami yang ekspor. Dari dulu memang sudah gede (kontribusinya)," katanya.

Sementara itu, penjualan kendaraan SUV berpenggerak roda belakang itu mencapai 19.691 unit pada 2012, berkontribusi hingga 15 persen dari total penjualan kendaraan Toyota yang mencapai 400.000 unit.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013