Kekayaan alam dan budaya itu penting tapi bagaimana semua negara di dunia berlomba membangun ekosistem pariwisata
Denpasar (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir membuka secara resmi gedung konvensi hasil revitalisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali, setelah kawasan ekosistem pariwisata terintegrasi itu mulai dibangun Desember 2021.

“Kekayaan alam dan budaya itu penting tapi bagaimana semua negara di dunia berlomba membangun ekosistem pariwisata,” kata Erick Thohir di sela peresmian gedung tersebut di Sanur, Denpasar, Selasa.

Gedung yang siap digunakan untuk usaha pariwisata penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (MICE) itu memiliki luas 3.750 meter persegi dan mampu menampung sekitar 5.000 orang.

Fasilitas tersebut memiliki pemandangan langsung menghadap Pantai Sanur dan berada di tengah KEK Kesehatan Sanur.

Gedung konvensi bernama Bali Beach Convention itu merupakan salah satu infrastruktur yang sudah rampung dibangun bersamaan dengan revitalisasi perhotelan yakni Bali Beach Hotel, hotel bersejarah yang memiliki relief dengan tokoh Presiden Pertama RI, Soekarno.

Erick mengungkapkan hotel yang sebelumnya bersama Inna Grand Bali Beach Sanur dengan 10 lantai itu saat ini sudah masuk tahap soft opening.

Kemudian, ada juga fasilitas rumah sakit, Bali International Hospital (BIH) yang saat ini juga terus digenjot pembangunannya dan taman obat-obat tradisionial.

Selain membuka gedung tempat MICE, Menteri BUMN juga menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Alster Lake Clinic, salah satu klinik kesehatan internasional dari Hamburg, Jerman di KEK Sanur.

Nantinya, di kawasan itu juga dibangun klinik kesehatan dan estetika internasional dari sejumlah negara.

Erick Thohir menjelaskan total investasi awal pembangunan KEK Kesehatan dan pariwisata di Sanur itu mencapai Rp10,3 triliun pada lahan seluas 41,26 hektare.

KEK Kesehatan Sanur juga membuka lapangan pekerjaan baru yang ditargetkan mampu menarik 43 ribu tenaga kerja.

KEK Kesehatan Sanur dibangun oleh BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.

Sementara itu, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengungkapkan keseluruhan fasilitas di KEK Sanur itu bisa dioperasionalkan pada September 2024.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, adanya KEK Kesehatan Sanur diharapkan menjadi referensi bagi warga negara Indonesia yang selama ini kerap berobat ke luar negeri.

Pada 2030, diharapkan sekitar 4-8 persen penduduk Indonesia yang sebelumnya berobat di luar negeri beralih di KEK Kesehatan Sanur dengan total jumlah pasien kisaran 123 ribu hingga 240 ribu orang.

Kemenko Perekonomian mengharapkan hingga 2045, total penghematan devisa yang dihasilkan mencapai Rp86 triliun dan total penambahan devisa pada periode sama mencapai Rp19,6 triliun.


Baca juga: KEK Sanur diharapkan jadi akselerator peningkatan ekonomi Indonesia
Baca juga: InJourney: Industri pariwisata kini perlu fokus kembangkan destinasi
Baca juga: Holding RS BUMN buka peluang serap tenaga kerja lokal Bali


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024