Kami berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan mengusung kearifan lokal Bali
Denpasar (ANTARA) - BUMN PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mempertahankan relief bersejarah yang menceritakan perkembangan pariwisata Pulau Dewata di Hotel Bali Beach yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Denpasar.

"Kami berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan mengusung kearifan lokal Bali," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Perusahaan PT HIN Adianta Apriadi di Denpasar, Senin.

Hotel tertinggi di Bali tersebut selesai dibangun sekitar tahun 1966 dengan 10 lantai dengan ketinggian lebih dari 15 meter.

Relief tersebut merupakan salah satu karya monumental yang di desain oleh Harijadi Soemadidjaja dan dikerjakan oleh Sanggar Selobinangun Yogyakarta yang merupakan salah satu pematung terbaik pada masa Bung Karno, yang telah menciptakan banyak karya diantaranya di Bandar Udara Kemayoran Jakarta, Samudera Beach Hotel, Bandar Udara Maguwo, dan Hotel Ambarrukmo Yogyakarta. 

Relief yang terdapat di Bali Beach Hotel ini memiliki tema “Indonesia Yang Akan Datang” berbahan batu andesit terbaik yang berasal dari Gunung Merapi Yogyakarta dengan ukuran 23,4 x 3,7 meter. 

Relief ini menjadi saksi penting perjalanan bangsa Indonesia dan menjadi icon warisan bersejarah yang menceritakan perkembangan pariwisata Bali sejak hotel ini dibangun.

Baca juga: Injourney bersih sampah Pantai Sanur dukung pariwisata berkelanjutan

Baca juga: HIN jaga relief bersejarah di hotel KEK Kesehatan Sanur


Tidak hanya relief, ada juga patung Jaka Tarub yang berada di area lobi hotel itu karya Nyoman Nuarta yang mengambil cerita rakyat Bali tentang seorang pemburu bernama Rajapala.

Patung itu dipasang pada 4 Oktober 1993 sebagai penanda selesainya renovasi hotel setelah saat itu sempat mengalami kebakaran.

Tak hanya memiliki bangunan historis, landskap kawasan yang diberi nama The Sanur itu juga tak lepas dari arsitektur budaya Bali bernuansa klasik, mulai dari desain gerbang utama hingga ukiran kayu khas Pulau Dewata.

"Kami optimistis nilai historis dan keunikan ini juga menjadi daya tarik dan memberikan pengalaman unik bagi pengunjung yang datang ke kawasan baik wisatawan domestik maupun internasional," imbuhnya.

Di KEK Kesehatan Sanur juga memiliki fasilitas konvensi yang sudah selesai dibangun sejak Desember 2021 dan diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir pada Selasa (30/1).

Gedung yang siap digunakan untuk usaha pariwisata penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (MICE) itu memiliki luas 3.750 meter persegi dan mampu menampung sekitar 5.000 orang.

Fasilitas tersebut memiliki pemandangan langsung menghadap Pantai Sanur dan berada di tengah KEK Kesehatan Sanur.

Selain gedung konvensi, ada juga fasilitas rumah sakit, Bali International Hospital (BIH) yang saat ini juga terus digenjot pembangunannya, taman obat-obat tradisionial dan pembangunan klinik kesehatan dan estetika internasional.

Adapun total investasi pembangunan KEK Kesehatan dan pariwisata di Sanur itu mencapai Rp10,3 triliun di lahan seluas 41,26 hektare.

Baca juga: HIN raih penghargaan di KIP BUMN Awards 2023

Baca juga: Kinerja jaringan hotel milik BUMN meningkat di triwulan III 2023

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024