Lebih dari 3.000 pasien telah menjalani operasi katarak di bawah proyek ini di rumah sakit
Prey Veng, Kamboja (ANTARA) - Duk Sarun, seorang pasien katarak berusia 68 tahun dari Kamboja, sangat senang dapat kembali melihat dunia yang indah pada Minggu (28/1) setelah katarak di kedua matanya diangkat secara gratis oleh tim dokter mata asal China.

Berasal dari Provinsi Prey Veng di Kamboja tenggara, ibu dari lima orang anak ini mengatakan bahwa operasi tersebut merupakan momen yang mengubah hidupnya setelah dia mengalami kebutaan selama bertahun-tahun karena tidak memiliki biaya untuk menjalani operasi.

"Saya tidak punya uang untuk mengobati penyakit mata saya, dan ketika saya mendengar bahwa para dokter China menyediakan operasi katarak gratis, saya sangat senang dan datang untuk menjalani operasi ini," kata Sarun kepada Xinhua pada Minggu, setelah menjalani proses pelepasan kain kasa pada mata kirinya, sehari setelah operasi, di Rumah Sakit Rujukan Provinsi Prey Veng.

"Setelah menjalani operasi, penglihatan saya sudah pulih, tetapi belum sepenuhnya jelas karena masih sangat baru," imbuhnya.

Sarun merupakan pasien ke-10.000 di seluruh dunia dan pasien ke-3.138 di Kamboja yang mendapatkan manfaat dari operasi katarak gratis yang dilakukan oleh sejumlah dokter spesialis mata dari China di bawah proyek Pemberantasan Kebutaan Katarak yang didukung oleh GX Foundation China.

Proyek itu telah dilaksanakan di lima negara di Asia dan Afrika, termasuk Kamboja, Laos, Djibouti, Mauritania, dan Senegal.

Di Kamboja, proyek tiga tahun itu diluncurkan pada September 2022, yang bertujuan untuk mengembalikan penglihatan bagi sekitar 10.000 pasien katarak di Provinsi Prey Veng pada September 2025.

Sarun, yang merupakan seorang petani yang tinggal sekitar 50 km jauhnya dari Kota Prey Veng, Provinsi Prey Veng mengatakan bahwa proyek itu telah membawa secercah harapan untuk hidup yang lebih baik bagi para pasien katarak yang kurang mampu di daerah pedesaan.

"Saya berharap semua dokter China terus sehat dan panjang umur sehingga mereka dapat memberikan perawatan kepada pasien lain," katanya.

Di Kamboja, operasi katarak satu mata di rumah sakit atau klinik membutuhkan biaya 300 hingga 500 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.825), jumlah yang sulit dijangkau oleh penduduk miskin dan pedesaan.

Petani Kamboja lainnya, Khom Pov (53), mengatakan bahwa dia menderita katarak di kedua matanya, yang membutuhkan perawatan bedah untuk memulihkan kembali penglihatannya.
 
  Sejumlah dokter asal China memeriksa mata pasien mereka pada sebuah fasilitas kesehatan di provinsi Prey Veng, Kamboja, 28 Januari 2024. (Xinhua/Liao Hongqing)

 "Setelah menjalani operasi, saya kini dapat melihat, meskipun penglihatan saya belum sepenuhnya pulih, tetapi jauh lebih baik daripada sebelumnya ketika saya mengalami kebutaan total," katanya kepada Xinhua.

"Saya melihat para dokter sangat profesional, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan medis yang memadai, sehingga katarak di kedua mata saya dapat diangkat. Saya sangat senang bisa melihat lagi," ujar ibu dari dua orang anak ini.

Pov mengatakan bahwa sebelumnya, karena kebutaannya, dia tidak berani berjalan jauh dari rumah, tetapi sekarang, ini adalah momen yang mengubah hidupnya karena dia dapat bergerak ke mana pun tanpa bantuan.

Di bawah proyek itu, GX Foundation telah mengirimkan tim dokter mata asal China, bersama dengan dua pusat perawatan mata keliling dan sebuah bus berkapasitas 35 orang, untuk memberikan operasi katarak gratis kepada pasien di Prey Veng.

Dokter spesialis mata So Sopanhavatei, Direktur Rumah Sakit Rujukan Provinsi Prey Veng, mengatakan bahwa proyek itu telah memberikan banyak manfaat bagi para pasien katarak di provinsi tersebut.

"Hingga saat ini, lebih dari 3.000 pasien telah menjalani operasi katarak di bawah proyek ini di rumah sakit," katanya.

"Proyek operasi katarak gratis dari GX Foundation di Kamboja sangat bagus dan penting untuk membantu para penderita katarak mendapatkan kembali penglihatan mereka dan mencegah kebutaan," imbuhnya.

Berbicara mengenai proyek yang dilaksanakan di lima negara berkembang tersebut, Sopanhavatei mengatakan bahwa proyek itu sangat penting bagi para pasien karena mereka mendapatkan operasi katarak gratis, penglihatan mereka pulih, dan mereka dapat kembali menjalani kehidupan yang normal.

Dokter spesialis mata Lu Huawen, pemimpin tim medis China yang beranggotakan delapan orang dari Rumah Sakit Gongren Wuzhou, mengatakan bahwa lebih dari 98 persen penglihatan pasien membaik usai operasi.

Dia menambahkan bahwa penglihatan beberapa pasien mungkin tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena kondisi mata lain yang mendasari, tetapi sebagian besar pasien sangat puas dengan hasilnya.

"Saya merasa sangat bangga dan terhormat menjadi bagian dari proyek bantuan ini," katanya.

"Kami datang ke sini untuk membantu mengobati pasien katarak lokal, yang secara signifikan akan meningkatkan penglihatan mereka dan secara langsung meningkatkan kualitas hidup mereka. Bantuan kami memiliki dampak langsung dan positif terhadap kehidupan dan pekerjaan para pasien di masa depan," imbuhnya.

Lu mengatakan, melalui proyek bantuan medis ini, mereka telah mengatasi kesulitan para pasien, dan mereka telah merasakan langsung bantuan, kehangatan, dan perhatian dari tim medis China.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024