Ini semua akibat harga kedelai yang tinggi, dimana harga tidak terkendali berkisar antara Rp9.050 sampai Rp10.000 per kilogram,"
Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan potensi kerugian bagi para pengrajin tahu tempe karena mogok produksi selama tiga hari sekitar Rp200 miliar.

"Dengan melakukan mogok produksi, ada potensi kerugian sebesar Rp200 miliar," kata Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin di Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat.

Aip mengatakan potensi kerugian sebesar Rp200 miliar tersebut akan berimbas kepada puluhan ribu pengrajin yang utamanya adalah masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.

"Ini semua akibat harga kedelai yang tinggi, dimana harga tidak terkendali berkisar antara Rp9.050 sampai Rp10.000 per kilogram," kata Aip, yang juga mengatakan bahwa dari sebanyak 115.000 pengrajin, sebanyak 10 persen diantaranya sudah tidak melakukan produksi.

Gakoptindo juga mempertanyakan keputusan pemerintah yang menghapus harga jual pengrajin (HJP) untuk komoditas kedelai.

"Tiba-tiba Wakil Presiden pada beberapa waktu lalu menghapuskan HJP dan dibuka keran impor kedelai yang sesungguhnya bertentangan dengan Perpres," kata Aip.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Gakoptindo Suyanto mengatakan para pengrajin yang tergabung dalam Gakoptindo telah sepakat melakukan mogok produksi pada 9 hingga 11 September 2013.

"Aksi mogok tersebut sudah keputusan bersama, kami menuntut pemerintah segera menurunkan dan menstabilkan harga kedelai, dan juga merealisasikan swasembada kedelai," kata Suyanto.

Menurut Suyanto, selain dua poin tuntutan tersebut, pihaknya juga menekan pemerintah untuk segera menjalankan Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2013 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai.

Untuk mengatasi tingginya harga dan menambah pasokan kedelai di Tanah Air, Kementerian Perdagangan sendiri telah menambah alokasi importasi kedelai sebanyak 40.000 ton yang diperuntukkan bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Secara keseluruhan, total alokasi sementara impor kedelai ke Indonesia sebanyak 624 ribu ton hingga akhir tahun 2013.

Hingga saat ini, harga kedelai masih bertahan tinggi. Pada tingkat petani, harga kedelai mencapai rata-rata Rp9.000 per kilogram (kg). Produksi dalam negeri hanya sebanyak 700 ribu ton, sementara kebutuhan kedelai mencapai 2,5 juta ton per tahun.

(V003/A039)

Pewarta: Vicki F
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013