Padang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan hasil evaluasi terkait aktivitas Gunung Marapi setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

"Pascaerupsi utama pada 3 Desember 2023, erupsi-erupsi berikutnya masih berlanjut dengan jumlah harian yang cenderung menurun secara fluktuatif," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Sabtu.

Sejak 25 Januari 2024 PVMBG mencatat tidak ada aktivitas atau gempa erupsi yang terekam. Namun, pada hari yang sama aktivitas/gempa hembusan terekam sebanyak 49 kali dan merupakan angka tertinggi yang pernah terekam pascaerupsi utama pada 3 Desember 2023.

Kemudian, lanjut Hendra, sejak 26 Januari 2024 gempa hembusan menurun secara drastis hingga saat ini. Gempa low frequency masih terekam intensif, angka kejadian tertinggi terekam pada 23 Januari 2024 yakni mencapai 17 kali setelah itu cenderung menurun.

Ia mengatakan gempa hybrid/fase banyak mulai terekam sejak 24 Januari 2024. Gempa ini cenderung naik hingga 27 Januari yang mencapai 17 kali kejadian dan setelahnya cenderung menurun. Secara umum gempa hybrid biasanya berhubungan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava dari dalam kawah.

Baca juga: Petani lereng Gunung Marapi berharap bantuan pemerintah 

Baca juga: BPS sebut erupsi Gunung Marapi berpotensi picu inflasi

Tidak hanya itu, masih dalam laporan PVMBG gempa vulkanik dangkal (VB) cukup intensif terjadi yakni terekam tertinggi pada 23 Januari 2024 yang mencapai 27 kali kejadian dan setelahnya menurun. Selanjutnya gempa vulkanik dalam (VA) masih tetap terekam secara intensif dengan jumlah harian yang fluktuatif.

Evaluasi berikutnya, PVMBG mencatat aktivitas gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi masih terjadi dan memperlihatkan kecenderungan meningkat secara fluktuatif. Data laju emisi (fluks) gas sulfur dioksida (SO2) dari satelit Sentinel dalam seminggu terakhir lebih rendah dibandingkan satu bulan sebelumnya.

"Namun, nilai fluks gas saat ini masih cukup tinggi yang mengindikasikan masih adanya pelepasan gas SO2 dari magma yang tercatat 678 ton per hari pada 30 Januari 2024," jelas Hendra.

Tidak hanya itu, pasokan magma dari kedalaman masih terindikasi lewat terekamnya gempa low frequency, vulkanik dangkal, dan vulkanik dalam yang cukup intensif. Oleh karena itu, aktivitas vulkanik Gunung Marapi dinilai masih tinggi.

Baca juga: Siaga darurat marapi diperpanjang selama satu bulan

Baca juga: Pemprov: 800 ha lahan pertanian di Sumbar berpotensi terdampak erupsi

Baca juga: SAR Padang usulkan pasang alat deteksi dini erupsi Gunung Marapi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024