sumber utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku dan Papua adalah industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kelompok provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif (c-to-c) tertinggi pada 2023 adalah Maluku dan Papua dengan angka 6,94 persen.

“Secara nasional, pertumbuhan ekonomi tahunan tertinggi tercatat di Provinsi Maluku Utara sebesar 20,49 persen,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin.



Oleh karena itu, Provinsi Maluku Utara pun menjadi sumber pertumbuhan tertinggi untuk kelompok Provinsi Maluku dan Papua dengan kontribusi sebesar 2,67 persen.



Sementara itu, Papua Tengah berkontribusi sebesar 1,84 persen, Papua Barat dan Papua masing-masing 0,65 persen, Maluku 0,56 persen, Papua Selatan 0,24 persen, Papua Pegunungan 0,19 persen, serta Papua Barat Daya 0,14 persen.

Baca juga: BPS sebut perekonomian RI 2023 tumbuh solid

Baca juga: Airlangga: Hilirisasi dorong pertumbuhan ekonomi Maluku dan Sulteng




Amalia menuturkan bahwa lapangan usaha yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku dan Papua adalah industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.



Selain Maluku dan Papua, ia mengatakan bahwa kelompok provinsi lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif di atas 5 persen adalah Sulawesi (6,37 persen) dan Kalimantan (5,43 persen).



Sulawesi Tengah menjadi sumber pertumbuhan utama di wilayah Sulawesi dengan kontribusi sebesar 2,58 persen, sedangkan di daerah Kalimantan sumber pertumbuhan utamanya adalah Kalimantan Timur dengan kontribusi 3,24 persen.



Sementara itu, wilayah Jawa mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif sebesar 4,96 persen, Sumatera 4,69 persen, sedangkan Bali dan Nusa Tenggara 4 persen.



Meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi, BPS mencatat bahwa kelompok Provinsi Maluku dan Papua bukanlah kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 2023 karena hanya menyumbang sebesar 2,58 persen.



Penyumbang PDB ADHB terbesar adalah wilayah Jawa dengan 57,05 persen, diikuti oleh Sumatera 22,01 persen, Kalimantan 8,49 persen, Sulawesi 7,1 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 2,77 persen.

Baca juga: BPS sebut ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen sepanjang 2023

Baca juga: BPS: Ekonomi RI tumbuh 5,04 persen pada triwulan IV-2023




 

 

 

 

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024