Kami sangat khawatir tentang biaya pendidikan tinggi yang makin hari makin tinggi sehingga menyeleksi tanpa kita sadari.
Semarang (ANTARA) - Calon presiden Anies Baswedan mengakui bahwa aspirasi masyarakat yang disampaikan kepadanya selama berkeliling ke berbagai daerah selama ini paling banyak menyangkut soal pendidikan.

"Kami selama setahun ini berkeliling merasakan itu yang diinginkan perubahan. Paling banyak dibicarakan pendidikan, lalu kesehatan," katanya di Semarang, Senin.

Hal tersebut disampaikan saat kegiatan "Kumpul Bersama Unissula dan Capres Anies Rasyid Baswedan" di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

Menurut dia, sistem pendidikan di Indonesia yang diterapkan selama ini masih menganut piramida terbalik dengan jenjang pendidikan lebih tinggi yang semakin meruncing ke atas.

Baca juga: PKS sebut Anies berhasil tunjukkan kemampuan di sektor pendidikan

Baca juga: Anies sebut kesejahteraan guru kunci kualitas pendidikan anak bangsa


"Dengan seperti itu maka yang putus di tengah jalan semakin banyak. Kompetensi yang muncul jauh dari harapan," katanya.

Padahal, kata dia, beberapa negara menerapkan proporsi yang sama untuk jenjang pendidikan, baik sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

"Ada yang bangku di perguruan tingginya 70-80 persen dari bangku SMA. Apa yang terjadi? Mereka menyiapkan generasi luar biasa," katanya.

Sebelum menjadi capres, Anies mengaku juga sudah berkeliling ke berbagai daerah, seperti saat mengirim mahasiswanya untuk pengabdian mengajar di Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, pada 2011.

"Mereka yang berangkat ini bisa bekerja di perusahaan kaliber besar dengan gaji tinggi, tapi mereka bersedia mengajar di tempat sunyi yang tidak ada fasilitas apapun," katanya.

Dari perjalanannya itu, ia merasakan adanya ketimpangan pendidikan, padahal menemukan banyak anak-anak dengan kemampuan yang luar biasa di daerah-daerah.

"Kemampuan tinggi, tapi kesempatan rendah. Kesempatan enggak ada, mandek. Ini namanya kendala struktural," katanya.

Selain itu, Anies juga mengaku khawatir dengan biaya pendidikan tinggi yang semakin hari semakin mahal dan tidak terjangkau.

"Kami sangat khawatir tentang biaya pendidikan tinggi yang makin hari makin tinggi sehingga menyeleksi tanpa kita sadari. Menyeleksi peserta, harus dari tengah ke atas untuk dapat pendidikan tinggi," katanya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada 14 November 2023 telah menetapkan tiga pasangan capres dan cawapres menjadi peserta Pilpres 2024.

Ketiganya adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.*

Baca juga: Anies: Negara jangan pelit soal pendidikan

Baca juga: Anies janji prioritaskan akses pendidikan di kawasan pantura Jawa

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024