Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Jika satu keluarga sudah berkualitas, maka satu desa bisa berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Deputi bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas diawali dari satu desa berkualitas yang diwujudkan melalui kampung Keluarga Berkualitas (KB).

"Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Jika satu keluarga sudah berkualitas, maka satu desa bisa berkualitas. Jika satu desa berkualitas, maka satu kabupaten akan berkualitas, hingga seterusnya akan membuat SDM Indonesia menjadi berkualitas," ujar Bonivasius dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat kampung KB dalam rangkaian percepatan penurunan stunting di Desa Allang Asaude, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, pada Senin (5/2).

Menurutnya, dengan SDM yang berkualitas, maka cita-cita menjadi negara maju dapat terwujud. Oleh karena itu, remaja menjadi kunci penting dalam peningkatan kualitas SDM dan pencegahan stunting.

"Dalam meningkatkan SDM berkualitas, BKKBN menyarankan usia ideal menikah untuk perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Periode ini merupakan usia yang siap untuk bereproduksi, karena sudah ada kematangan emosi dan kemampuan bekerja yang sudah mumpuni untuk membangun rumah tangga," katanya.

Baca juga: BKKBN optimalkan peran Kampung KB kembangkan program Bangga Kencana
Baca juga: BKKBN: Indonesia capai kemajuan besar dalam ICPD lewat kampung KB


Dia juga mengemukakan bahwa perempuan disiapkan untuk menjadi ibu, dan seorang ibu harus benar-benar dipersiapkan sebelum menikah dan memiliki anak. Asupan gizi harus benar-benar dijaga termasuk meminum tablet tambah darah secara rutin dan menjaga berat badan ideal.

"Yang menjadi hal utama adalah makanan yang baik untuk dikonsumsi agar pemenuhan gizi remaja dapat dimaksimalkan, dengan komposisi makanan yang seimbang," ucapnya.

Bonivasius juga menyinggung bahwa Seram Bagian Barat adalah daerah dengan hasil laut yang sangat variatif dan hasil bumi yang melimpah, sehingga seharusnya masalah gizi tidak terjadi di wilayah ini, dan seharusnya juga tidak ada kasus stunting.

Ia juga mengutarakan bahwa di kampung KB ada program Dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang bisa menjadi media dalam pemberian makanan dan edukasi gizi bagi masyarakat.

"Jika remaja atau anak bayi di bawah usia dua tahun (baduta) tidak mau makan ikan dan sayur, mungkin yang perlu diperhatikan adalah cara pengolahan dan penyajian, yang bisa didapat di Dashat. Semua komponen bisa dilibatkan dan berperan di Dashat, baik remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan berbagai pihak lainnya," paparnya.

Ia menegaskan melalui program Dashat yang terintegrasi di kampung KB, nutrisi keluarga dapat terus terjaga sehingga lahir generasi penerus yang sehat dan berkualitas.

Baca juga: BKKBN pilih Banyuwangi jadi tuan rumah "Ambassador Goes To Kampung KB"
Baca juga: Dashat BKKBN edukasikan menu bergizi di Kampung KB Palembang

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024